CIREBON Kontroversinews.com – Pengusaha pabrikan pembuat tahu didesa setu wetan bernama Ratnawati, sudah memulai usahanya sekitar 5 tahun yang lalu. jauh sebelum dirinya didaulat untuk menjadi kepala desa (kades)/kuwu pengganti antar waktu (PAW), karena kades/kuwu terpilih 2017 yang memulai jabatannya pada awal tahun 2018 bernama Hasyim ini telah wafat pada tahun 2019 awal.
Hingga untuk menyelesaikan masa jabatan sang kades/kuwu Hasyim Almarhum yang masih tersisa sekitar 4 tahun lagi yakni habis pada tahun 2023, dibutuhkan pengganti untuk kelancaran roda pemerintahan desa setu wetan. Melalui proses pemilihan PAW yang dilakukan pada tahun 2019 akhir, memunculkan sosok kades/kuwu PAW terpilih yang dilantik dan bekerja diawal tahun 2020.
Kades/kuwu PAW terpilih itu tak lain dan tak bukan, dialah sosok pengusaha pembuat tahu bernama Ratnawati.
Dan di era tahun 2022 ini, sosok ibu rumah tangga sekaligus pengusaha tahu ini walaupun sudah menjadi seorang kepala desa/kuwu pengganti. masih tetap menjalankan usahanya sebagai seorang produsen dan pedagang, yang hampir setiap hari membawa juga menghantarkan sendiri produk tahunya kesetiap pasar, toko, warung, dan e-warung.
Ditemui dipabriknya, Ratnawati menyambut baik kedatangan wartawan media ini yang hendak mewawancarai kegiatan usahanya. “inilah usaha saya kang, yang saya rintis jauh sebelum saya dijadikan kades/kuwu desa ini. karena usaha ini terbilang masih cukup kecil, maka untuk pemasaran. Saya sendiri yang turun tangan, dan alhamdulillahnya. tahu buatan pabrik saya banyak diminati orang-orang, termasuk KPM-KPM program keluarga harapan lewat bantuan pangan non tunai di e-warung – e-warung. saya mencoba untuk tidak lelah, demi orang-orang” ujar Ratnawati mengakhiri wawancara sambil tersenyum.
Sementara masih ditempat yang sama, seorang warga yang sedang membeli tahu untuk keperluan makan dan tidak mau disebut namanya disini. Saat dihampiri dan ditanya perihal Ratnawati yang seorang pengusaha dan seorang kepala desa (kuwu) menjawab, “saya sebagai seorang warga, dari dulu selalu senang melihat usaha pembuatan tahunya ibu Ratna pak. Tidak perduli walau sekarang beliau jadi kuwu juga, karena menurut saya bu Ratna ya bu Ratna, bu Kuwu ya bu Kuwu. Jangan dicampur adukkan, saat berseragam Kuwu ya beliau bekerja sebagai Kuwu. saat dirumah beliau ya warga biasa yang bisa berdagang kemana-mana dan kepada siapa saja, jadi kalau ada orang yang tidak senang bu kuwu berdagang tahu. ya itu sih sah-sah aja bukan, lagian ibarat pepatah mengatakan. tidak semua orang menyukai kita, dah itu” pungkas warga tersebut mengakhiri pendapatnya.