Site icon kontroversinews.com

Dengan Teknologi Fakoemulsifikasi RSUI Sukseskan Operasi Katarak

Depok (Kotroversinews.com) – Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) berhasil melakukan operasi dengan teknologi fakoemulsifikasi pada penderita katarak juvenil (terjadi pada usia muda) dan katarak senilis (terjadi pada usia lebih dari 50 tahun).

Operasi dengan teknik fakomeulsifikasi ini berlangsung cukup singkat selama 20 – 30 menit. Keberhasilan operasi ini sebagai bentuk kerja tim multidisiplin kedokteran spesialis mata RSUI yang terdiri dari dr. Anissa N Witjaksono, BMedSc(Hons), SpM dan dr. Syska Widyawati, SpM(K), M.Pd.Ked.

“Operasi fakoemulsifikasi memungkinkan dilakukan pada penderita katarak imatur, dengan luka operasi minimal dan umumnya tanpa jahitan, insersi Intra Ocular Lens (IOL) mengganti fungsi lensa yang sudah mengalami katarak, sehingga fungsi penglihatan menjadi optimal,” kata dr. Anissa.

“Waktu perawatan operasi ini termasuk one day care, karena dokter tidak perlu membuat sayatan lebar sehingga operasi katarak ini cepat dan aman, selain itu operasi fakoemulsifikasi memiliki tingkat kesuksesan yang tinggi. Teknik operasi ini juga dapat mengatasi penglihatan yang buram akibat cedera atau trauma pada mata,” tambahnya.

Katarak menjadi salah satu penyebab terbanyak kebutaan di Indonesia. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menyebut katarak merupakan penyebab tertinggi kebutaan sekitar 81 persen. Selain itu, katarak juga merupakan kasus gangguan penglihatan paling banyak di Indonesia.

Sebagaimana yang dilansir dari Antara, masyarakat yang ingin menggunakan jaminan pemerintah untuk layanan operasi katarak, kini RSUI dapat menerima peserta jaminan BPJS Kesehatan. Dalam hal ini, penerimaan pasien sesuai dengan sistem rujukan berjenjang berdasarkan ketentuan dari BPJS Kesehatan.

Keberhasilan operasi Fakoemulsifikasi menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan pelayanan dalam bidang spesialis mata yang didukung dengan teknologi mutakhir. RSUI juga berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang dibutuhkan masyarakat.

Melihat angka penderita gangguan penglihatan di Indonesia cukup tinggi, RSUI berharap keberhasilan pelaksanaan operasi ini sebagai upaya rumah sakit dalam membantu pemerintah menurunkan angka kebutaan akibat katarak di Indonesia.***AS

Exit mobile version