Site icon kontroversinews.com

Dana Covid-19 Malah Dipakai Bangun Patung Cumi-Cumi Raksasa

Patung cumi-cumi raksasa dibangun di Kota Noto, Jepang dengan memakai dana penanganan Covid-19 (Foto: YouTube/@The Tonarinopoti)

JEPANG (Kontroversinews.com) – Pemerintah Kota Noto, Jepang dilaporkan membangun sebuah patung cumi-cumi raksasa dengan menggunakan dana hibah bantuan darurat penanggulangan wabah Covid-19.

Dana yang seharusnya dimanfaatkan untuk menangani kasus Covid-19 di wilayah Noto itu justru dimanfaatkan oleh Pemkot setempat untuk membangun patung cumi-cumi raksasa demi mendongkrak sektor pariwisata di sana.

Patung cumi-cumi tersebut merupakan replika cumi-cumi terbang yang terkenal sebagai makanan lezat di sana. Dibangun sepanjang 13 meter atau 43 kaki, patung tersebut menelan dana sekitar 25 juta Yen atau setara Rp3,2 miliar.

Pejabat setempat mengatakan kepada media lokal bahwa pembangunan itu adalah bagian dari rencana jangka panjang untuk memikat wisatawan kembali setelah pandemi Covid-19.

Juru Bicara Kota Noto kepada Fuji News Network menyampaikan bahwa patung itu akan menjadi objek wisata dan bagian dari strategi jangka panjang untuk membantu mempromosikan cumi-cumi terbang Noto yang terkenal.

Dana hibah Covid-19 yang diterima Noto diketahui sebesar 800 juta Yen atau sekitar Rp104 miliar. Dana ini dimaksudkan sebagai dorongan ekonomi darurat untuk membantu daerah-daerah yang terkena imbas pandemi.

Jepang saat ini sedang berjuang melawan lonjakan virus corona lagi, dan Tokyo berada dalam keadaan darurat ketiga sejak negara tersebut dilanda pandemi. Seorang ekonom di Nomura Research Institute, Takahide Kiuchi mengatakan, Jepang juga menjadi tuan rumah Olimpiade tahun ini.

Namun, karena pandemi belum kunjung reda, maka para pelancong internasional tidak diperkenankan menghadiri acara tersebut. Keadaan ini menyebabkan kerugian sebesar 200 miliar Yen.

Sekadar informasi, Noto atau yang disebut juga dengan kota nelayan, terletak di prefektur Ishikawa di pesisir barat tengah Jepang. Kasus Covid-19 di sana sebenarnya sangat rendah, namun ekonominya belakangan lesu imbas anjloknya kunjungan wisatawan.

Mengutip dari Okezone, tindakan pemerintah kota Noto membangun patung cumi-cumi ini menuai kritik pedas dari masyarakat lokal. Hal itu karena pembangunan patung yang menghabiskan banyak uang dianggap mencederai nilai kemanusiaan di tengah pandemi Covid-19 yang masih mengganas.

Kepada surat kabar Chunichi Shimbun, salah seorang warga mengatakan, meski patung cumi-cumi itu mungkin efektif dalam jangka panjang, namun anggaran tersebut bisa saja digunakan untuk keperluan mendesak lain, seperti untuk kebutuhan staf medis dan fasilitas perawatan jangka panjang bagi para pasien Covid-19 di wilayah itu.***AS

Exit mobile version