Site icon kontroversinews.com

50 Persen Lahan Tidak Produktif akan Ditanami Kopi

Kab Bandung | Kontroversinews.- Dari lahan perkebunan teh di Jawa Barat yang saat ini sudah tidak produktif seluas 20.000 hektare, 50 persen lahan tidak produktif akan dikerjasamakan dengan masyarakat untuk ditanami kopi. Upaya kerjasama kelola lahan tersebut sebagai upaya PT Perkebunan Nusantara VIII dalam meningkatkan taraf kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar perkebunan. Sedangkan 50 persen sisa lahan lainnya, akan dilakukan penanaman ulang atau pogram Replanting.

Hal itu dikatakan Direktur Utama PTPN VIII Bagya Mulyanto, saat menghadiri kegiatan Ikatan Keluarga Besar Ibu – Ibu (IKBI) berbagi yang dipusatkan di perkebunan Malabar Desa Banjarsari Kecamatan pangalengan kabupaten Bandung. Menurutnya, dari sebaran lahan perkebunan teh di wilayah PTPN VIII yang saat ini sudah tidak produktif, nantinya akan dilakukan rekayasa penanaman, baik melalui pogram  replanting maupun dikerjasamakan dengan masyarakat sekitar perkebunan.

“Untuk lahan perkebunan teh yang berada di kawasan dataran tinggi, mungkin akan kami lakukan replanting. Akan tetapi, jika ternyata daerahnya sudah tidak cocok, kami akan kerjasamakan dengan masyarakat sekitar. Mungkin bisa ditanami kopi yang saat ini nilai ekonominya sedang bagus. Ini upaya kami dalam turut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar perkebunan PTPN VIII,” ungkap Bagya kepada wartawan di Rumah Boscha Pangalengan Kemarin, (14/8).

Menurut Bagya hal kerjasama dilakukan, Selain upaya pemanfaatan lahan perkebunan teh yang tidak produktif tersebut untuk upaya PTPN VIII mendorong perekonomian masyarakat sekitar perkebunan. Selain itu, upaya kerja sama pengelolaan lahan tersebut juga sebagai upaya pengamanan lahan agar lahan teh yang tidak produktif tidak ditanami komoditas lain yang tidak mempunyai fungsi konservasi.

“dengan adanya pemanfaatan lahan tersebut akan memberikan dampak positif, baik kepada masyarakat di sekitar perkebunan maupun untuk PTPN VIII,” akunya

Lebih lanjut Bagya menjelaskan, sebenarnya upaya pemanfaatan lahan perkebunan teh tidak produktif bekerjasama dengan masyarakat ini, sudah dirintis di beberapa daerah di lingkungan kerja PTPN VIII. Bagya mencontohkan, seperti halnya kerja sama pemanfaatan lahan perkebunan teh tidak produktif di wilayah kebun Batulawang yang dijadikan perkebunan serehwangi. Selain itu di wilayah Cikaso dan Agrabinta untuk kekayuan dan palawija.

“Nanti kerja sama ini akan kita kembangkan di kebun lain tetapi memenuhi fungsi konservasi. Untuk daerah yang memiliki kemiringan lahan 30 derajat, tidak mungkin kita tanami sayuran. Mungkin akan kita tanami kekayuan. Di Kertamannah Pangalengan, kita juga akan mengembangkan tanaman kina. Selain untuk penghijauan, tanaman kina juga bisa kita manfaatkan untuk konsumsi dalam negeri ataupun ekspor,” akunya

Dirinya menambahkan dengan pemanfaatan lahan bersama masyarakat ini, area tutupan lahan perkebunan teh yang sudah tidak produktif ini akan tertutup kembali pada 2019.

“Dengan dikerjasamakan pengelolaan lahan tidak produktif, saya targetkan tahun 2019 nanti akan tertutup kembali,” pungkasnya. (Lily Setiadarma)

Exit mobile version