MOJOKERTO Kontroversinews.com– Sedikitnya 17 emak-emak di Mojokerto menjadi korban penipuan umroh dan investasi bodong dengan kerugian mencapai Rp 414 juta. Mereka tertipu karena tergiur keuntungan 14% per bulan.
Salah seorang korban berinisial KF (45) mengatakan tawaran investasi tersebut ia terima dari SD (39), warga Kecamatan Puri, Mojokerto. Menurut KF, SD menjanjikan keuntungan Rp 7 juta per bulan selama 15 bulan jika dirinya menginvestasikan Rp 55 juta.
Tergiur dengan keuntungan tersebut, KF pun rela meminjam Rp 55 juta dari bank. Ia menyerahkan uang tersebut ke SD sejak November 2020. Oleh SD, dana investasi disetorkan ke seorang pengendali di Surabaya.
“Saya pinjam ke bank Rp 55 juta karena iming-iming dapat keuntungan sampai 15 bulan, tiap bulan Rp 7 juta. Tidak tahu itu investasi untuk bisnis apa, pokoknya dijanjikan untung besar,” kata KF dilansir dari Detikcom, Jumat (12/11/2021).
Uang Rp 55 juta milik KF kini tidak jelas rimbanya. Emak-emak asal Kecamatan Puri ini hanya sekali menerima keuntungan Rp 7 juta dari investasi bodong tersebut pada Desember 2020.
Tidak hanya itu, KF juga tertipu umroh murah yang ditawarkan SD. Ia dijanjikan ibadah umroh dengan biaya Rp 10 juta saja. Ia pun membayar Rp 20 juta melalui SD pada 2019 untuk umroh bersama suaminya.
“Janjinya dengan biaya Rp 10 juta per orang, dalam dua tahun akan diberangkatkan umroh. Katanya itu dikembangkan, tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan,” ungkapnya.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo menuturkan pihaknya telah menerima laporan dari para korban. Menurutnya, untuk sementara korban dari Mojokerto saja berjumlah 17 orang dengan total kerugian Rp 414 juta.
“Untuk sementara kami menemukan kerugian ratusan juta,” jelas Andaru.
Kerugian Rp 414 juta itu berasal dar kerugian calon jemaah umroh Rp 130 juta dan kerugian investasi bodong Rp 284 juta.