Kontroversinews.com – Jumlah warga terpapar virus corona yang dirawat di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran naik 53,3 persen dibandingkan sehari sebelumnya pada Kamis (10/6).
Jika pada sehari sebelumnya atau 9 Juni menerima 218 pasien dalam sehari, maka pada hari ini Wisma Atlet mencatat penambahan 409 pasien baru.
“Dari yang kemarin tambah 200-an, sekarang 409 hari ini,” kata Koordinator Humas RSD Covid-19 Wisma Atlet Letkol TNI Laut M. Arifin dilansir dari CNNIndonesia.com, Kamis (10/6).
Hingga hari ini, Tower 4,5,6, dan 7 Wisma Atlet telah terisi 3.626 pasien yang terdiri dari 1.707 pasien pria dan 1.919 pasien wanita. Sementara kapasitas tempat tidur dari Wisma Atlet berjumlah 5.994.
Arifin mengatakan, peningkatan pasien tersebut mayoritas datang dari klaster halal bihalal yang terjadi di sejumlah RT/RW DKI Jakarta.
Ia menyebut lonjakan pasien di Wisma Atlet yang pada sepekan sebelumnya berada di bawah 100 bahkan 50 kasus per hari, kini mulai meningkat signifikan.
“Klaster kampung juga seperti di Cilangkap, Ciracas, ini mau dikirim pasien baru 49 orang dari Bambu Apus kalau tidak salah,” kata dia.
Lebih lanjut, dari kenaikan pasien pada hari ini, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) Wisma Atlet mencapai 60,4 persen, dari sehari sebelumnya yang masih berada di 53,74 persen.
Merespons kondisi itu, Arifin mengatakan cukup khawatir sebab saat ini persentase pasien dengan gejala ringan dan pasien tanpa gejala (OTG) lebih didominasi gejala ringan.
Ia juga khawatir peningkatan yang terjadi saat ini bakal mirip dengan kenaikan pada pekan ketiga Januari 2021 lalu yang mengakibatkan BOR Wisma Atlet mencapai 90 persen lebih.
“Ini persis di pekan ketiga Januari itu, naik terus. Ngeri-ngeri juga ini,” kata dia.
Untuk itu, Arifin berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada akan penularan virus corona di Tanah Air.
Ia mengingatkan bahwa virus menyebar melalui mobilitas warga, sehingga ia meminta warga untuk menahan diri bepergian dalam tujuan yang tidak esensial.
Arifin juga meminta warga untuk tetap patuh terhadap protokol kesehatan 3M dimanapun berada. Adapun 3M yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
“Masyarakat kalau tidak mau disalahkan ya harus patuh pada protokol kesehatan, karena yang bisa mengendalikan hanya masyarakat sendiri. Jangan bosan-bosan untuk 3M, karena sampai sekarang ini kita masih pandemi,” pungkasnya.***AS