Kontroversinews.com – Seorang warga Afghanistan dituduh membantu Amerika Serikat (AS) dengan memberikan keamanan kepada saudaranya, yang bertugas sebagai penerjemah pasukan Joe Biden.
Ia lantas menerima suart hukuman mati yang diketahui dari Kelompok Taliban. Hal ini diketahui dari sebuah surat yang ditulis tangan oleh kelompok tersebut, soal perintah agar pria itu untuk hadir dalam sidang. Surat itu disusul surat lainnya, yang berisi pemberitahuan tentang ketidakhadirannya di sidang yang dijadwalkan.
“Anda telah dituduh membantu Amerika,” tulis Taliban dalam surat itu, sebagaimana dikutip dari CNN International pada Selasa (24/8/2021).
“Anda juga dituduh memberikan keamanan kepada saudara Anda, yang telah menjadi seorang penerjemah.”
Sementara dalam surat lain yang diketik, Taliban memberitahu pria itu bahwa ia dijatuhi hukuman mati. Ini karena dirinya menolak peringatan sebelumnya dan mengabaikan panggilan pengadilan untuk hadir dalam sidang.
“(Dia) bersalah secara in absentia dan akan diadili, dijatuhi hukuman mati,” tulis surat tersebut.
“Keputusan pengadilan ini bersifat final dan Anda tidak memiliki hak untuk mengajukan keberatan. Anda memilih jalan ini untuk diri Anda sendiri dan kematian Anda akan dikenal.”
Dilaporkan pula bagaimana seorang sumber lain membenarkan hal ini. Ia juga mengatakan Taliban sudah mengirimkan surat-surat itu dalam tiga bulan terakhir kepada saudara laki-laki penerjemah.
Surat-surat itu bertentangan dengan jaminan yang dibuat juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid pada konferensi pers pekan lalu. Saat itu Taliban mengatakan akan mencoba untuk memproyeksikan citra yang lebih moderat kepada dunia.
“Tidak ada yang akan dirugikan di Afghanistan. Tentu saja, ada perbedaan besar antara kita sekarang dan 20 tahun yang lalu,” kata Mujahid saat itu.
Sebelumnya, laporan dokumen internal PBB juga menyebutkan pasukan Taliban memburu sejumlah mantan pejabat pemerintah dan mereka yang bekerja dengan pasukan AS dan NATO. Bahkan geriliawan melakukan penggeledahan dari pintu ke pintu.
Sementara itu chaos masih terjadi di Afghanistan. Situasi bahkan sempat panas di bandara internasional Kabul, saat baku tembak terjadi antara kelompok bersenjata tak dikenal dengan pasukan Barat. ***AS