Pekanbaru | Kontroversinews.-Pada tahun 2013 silam, hal yang sangat membanggakan bagi warga Riau karena memiliki salah satu stadion megah. Stadion yang mendapat kesempatan untuk menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2012 itu diberi nama Stadion Utama Riau.
Stadion yang memiliki kapasitas 43.923 kursi ini mulai dibangun pada Oktober 2009 dan dipergunakan pada PON XVII tahun 2012 dengan menghabiskan dana sebesar 1.18 triliun. Stadion Utama Riau menjadi salah satu stadion yangbertaraf internasional dengan kemegahan bangunan dan arsitektur yang dimiliki. Oleh karena kamegahannya, stadion ini dipakai sebagai tempat pelaksanaan PON XVII.
Namun 6 tahun berselang, kini keadaan stadion yang dulunya megah tersebut terlihat miris dan sangat tidak terawat. Kontroversinews.com yang menyambangi langsung stadion pada Kamis (27/9/18) merasakan suasana stadion yang dulu terlihat kokoh dan megah dengan area kawasan sekitar stadion yang bersih dan nyaman untuk melaksanakan olahraga kini terasa jauh berbeda.
Jika kita menyusuri sisi luar dari stadion, pemandangan kurang sedap langsung terlihat dari banyaknya sampah-sampah berserakan diluar kawasan stadion. Seolah-olah tempat sampah yang disediakan tidak memiliki pengaruh untuk menjaga kebersihan lingkungan stadion.
Selain itu, rumput ilalang atau rumput liar yang tumbuh subur membuat kesan memang tidak terawatnya kondisi stadion tersebut. Ditambah lagi pagar besi yang berkarat, ornamen-ornamen hiasan disekitar stadion dipenuhi dengan coretan cat begitu juga atap stadion yang catnya sudah pudar dan tidak jelas warna sebenarnya.
Menjelajahi sisi terluar stadion sebelum masuk arena stadion utama pemandangan yang tidak menyenangkan, dimana pagar luar sebagai pembatas untuk memasuki kawasan stadion utama tidak terlihatberfungsi baik begitu pula dengan fasilitas yang ada disekitarnya.
Jika melihat sekitar pinggiran jalan stadion yang dipenuhi oleh pedagang kaki lima yang menjajakan makanan serta minuman tanpa memiliki tempat sampah yang memadai untuk menampung sisa-sisabungkusan makanan dan minuman. Jadilah kawasan luar dari stadion utama tersebutpenuh sampah-sampah plastik yang berserakan.
Sehinggatidak dapat dipungkiri terkait kemegahan stadion ini semakin lama makin berkurang karena tidak adanya perhatian khusus dari pemerintah Pemda Riau juga pemerintah pusat-Menpora untuk melakukan pembenahan terhadap segala fasilitas yang telah dimiliki.Meskipun anggaran yang diperlukan untuk perawatan dan pembenahan stadionini memang cukup besar.
Menurut pak Suparno yang melakukan kegiatan olaharaga sore ketika ditanyakan terkait dengan kondisi stadion utama Riau dengan tegas menyatakan merasa sangat mirismelihat kondisi stadion saat ini dan berharap alangkah baiknya dibenahi secara keseluruhan sebagai taman hijau terbuka supaya agar ada tempat untuk mendapatkan udara segar tanpa polusi.
Danyang lebih miris gaji para honorer dispora yang ditugaskan distadion tersebut sudah enam bulan tidakmenerima gaji dari pemeritah, sangat mengherankan sekali kenapa bisa begitu. Kontroversi News mewawancarai koordinator lapangan pada hari itu terkait dengan adanya kegiatan pelatihan sepak bola didalam stadion, namun tidak diketahui dari klub sepak bola mana.
Saat ditanya tentang tarif penyewaan stadion tidak ada yang berani untuk menjawab dan diarahkan kepada PPATK yang menangani stadion utama riau yaitu saudara Abdul Haris, untuk dikonfirmasi mengenai perihal tersebutnamun tidak ada ditempat demikian juga dengan kepala bagian sarana dan prasarana PemprovRiau juga tidak ada ditempat. Total keberadaan venue di pemprov riau sebanyak 48 venue dengan 8 venue dari swasta.
Masyarakat yang ditemui dikawasan stadion utama Riau sangat mengharapkan agar pemerintah segera membenahi stadion utama Riau agar kembali bisa digunakan oleh para pegiat olahraga untuk meningkatkan mutu-kemampuan dibidang olahraga secara nasional maupun internasional.(Aston.S)