Cianjur (Kontroversinews).-Sekolah sebagai tempat kegiatan belajar mengajar (KBM) yang seharusnya bersih dari pungutan liar (PUNGLI).
Akan tetapi kini kebanyakn yang terjadi dari pihak sekolah telah beralih fungsi menjadi tempat transaksi jual beli dan pungli seperti di pasar.
Maraknya pungutan (PUNGLI) di sekolah yang di bebankan pada orangtua murid kini sudah tidak menjadi rahasia umum lagi, Sepanjang masa studi anaknya. Dari awal masuk sampai akhir sepertinya pihak sekolah tidak rela kalau tidak memungut, dengan berbagai alasan dari pihak sekolah.
Seperti yang terjadi Di SMAN 1 CILAKU Kab.Cianjur, diduga telah terjadi pungutan liar (PUNGLI) selama bertahun-tahun, pungutan tersebut berpareatip dari Rp 250 Ribu Hingga sampai Rp 1.000.000 perorang dengan dalih sumbangan yang di bebankan terhadap orang tua sisswa, adapun jumlah siswa yang di pungut dari Klas X sampai kelas XII Dengan untuk pembuatan aula sekolah dan kantin
Ketika di komfirmasi Oknum SMAN 1 Cilaku membenarkan adanya pungutan, ia menagatankan, “Memang betul ada sumbangan dari siswa bahkan sumbangan ini sudah berjalan dari tahun ketahun, itupun digunakan untuk pembangunan sekolah” ungkapnya oknum Kepala Sekola,
Dengan hal ini kebayakan orang tua murid tidak memahami pungutan-pungutan tersebut dan cendrung menuruti saja. Bagi orang tua murid yang Kemapuan ekonomi cukup, Mungkin tidak akan mempersoalkan, tetapi bagi kelurga yang kurang mampu, pungutan-pungutan tersebut akan sangat membebani orang tua murid.
Menanggapi hal tersebut Lembaga LPKN(Lembaga Pemantau Korupsi Nasional) Jhoni Pane Ketua DPD Jawa Barat, Menegaskan, Jika hal ini di biarkan pungutan liar (PUNGLI) di sekolah akan terus menjalar kalau tidak di tebas habis dan di berikan efek jera oleh pemegang kebijakan.
Maka kepada (APH) Aparat Penegak Hukum Kab,Cianjur, harus menindak tegas dengan adanya Dugaan Pungli di SMAN 1 Cilaku Karna jumlah siswa yang di pungut mencapai ratusan bahkan dari tahun ketahun mungkin ribuan siswa menjadi ladang pungutan untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah yang di lakukan oleh oknum-oknum guru dan oknum kepala sekolah dengan bermacam macam dalih. (E.Maula)