Site icon kontroversinews.com

Sekolah yang Gurunya Belum Divaksin Tetap Boleh Gelar PTM Terbatas

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. (Foto/Antara)

Kontroversinews.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menegaskan sekolah yang guru dan tenaga kependidikannya belum mendapatkan vaksin tetap diperbolehkan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas. Menurut Nadiem, selama kawasan sekolah tidak menerapkan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), maka sekolah tetap diizinkan untuk dibuka.

“Sekolah yang belum tervaksinasi boleh melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas,” tegas Nadiem dalam sebuah tayangan di Youtube, dikutip pada Jumat (18/6).

Sebaliknya, jika lingkungan sekitar sekolah memberlakukan PPKM, maka PTM Terbatas harus dibubarkan. Sebab ditakutkan dapat menimbulkan penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.

“Satu-satunya yang tidak boleh melakukan PTM Terbatas adalah kalau ada PPKM, jadi itu aja kalau ada PPKM gak boleh,” ujar Nadiem.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memastikan bahwa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas tak akan dilakukan secara serentak di seluruh Tanah Air. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek, Jumari menerangkan bahwa PTM terbatas bakal tetap memperhatikan kondisi pandemi di suatu daerah.

“Harus dipahami bahwa PTM terbatas bukan dilaksanakan secara serentak seluruh Indonesia, tapi PTM dilakukan secara dinamis tergantung dengan situasi pandemi di wilayah masing-masing,” tegas Jumeri seperti dikutip dalam laman Direktorat Sekolah Dasar, Kamis (17/6/2021).

Karena PTM itu sifatnya dinamis yang bisa buka dan tutup dan bisa berubah kondisinya, maka menurut Jumeri hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan kesiapan mental warga sekolah, yaitu guru, karyawan, kemudian peserta didik dan orang tua. Jumeri mengimbau supaya dalam lingkungan sekolah mesti ditanamkan budaya kewaspadaan terhadap penularan Covid-19.

Sumber: Liputan6.com

“Harus disiapkan mentalnya bahwa harus ada budaya yang dipenuhi bersama yaitu budaya kewaspadaan. Kemudian gotong royong untuk menjaga protokol kesehatan agar sekolah dapat melakukan PTM tetapi tetap aman. Jadi, bangun karakter bersama dulu agar sekolah itu aman,” imbuh Jumari.

Jumeri juga menegaskan, PTM terbatas yang didorong dilaksanakan pada Juli nanti berbeda dari pembelajaran seperti sebelum pandemi. Aktivitas pembelajaran tatap muka secara terbatas ini akan dilakukan setelah pemerintah menyelesaikan vaksinasi terhadap pendidik dan tenaga kependidikan.***AS

Exit mobile version