Site icon kontroversinews.com

Wao,RI Kantongi Lisensi Kapal Tempur Inggris

Prabowo Subianto. (Foto: Antara)

Kontroversines.com-Perusahaan pembuat kapal nasional PT PAL (Persero) mendapat lisensi untuk membuat kapal fregat dari perusahaan asal inggris, Babcock.
Kesepakatan ini ditandatangani pada acara “Defense and Security Equipment International (DSEI) 2021” di London, Inggris serta disaksikan Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto dan Menhan Inggris Ben Wallace.

Dalam keterangan resmi perusahaan, seperti dikutip, Sabtu (18/9/2021), Babcock menyebut lisensi ini akan memungkinkan PAL untuk membangun dua fregat Arrowhead 140 di Indonesia. Namun akan ada modifikasi desain khusus untuk Angkatan Laut Indonesia.

“Hari ini adalah momen yang sangat menarik bagi Babcock dan program ekspor fregat kami, karena kami menandatangani lisensi desain dengan PAL untuk dua fregat baru untuk Angkatan Laut Indonesia,” ujar CEO Babcock, David Lockwood.

Sementara itu, Menhan Inggris Wallace menyatakan kesepakatan ini akan memperkuat hubungan pertahanan London dengan Jakarta untuk melindungi kepentingan bersama kita di seluruh dunia. Ia juga memuji Arrowhead 140 sebagai kapal fregat yang tepat.

“Desain fregat Arrowhead 140 mendapat manfaat dari bentuk lambung terbukti yang telah dicoba dan diuji di lingkungan operasional dunia nyata dari NATO,” katanya.

Kapal itu memulai debutnya pada 2019 lalu di mana Babcock memenangkan tender program fregat Inggris Type 31 di DSEI 2019.

Selain dengan Indonesia, Babcock juga baru-baru ini dipilih oleh pemerintah Polandia untuk memberikan solusi desain potensial untuk program fregat Miecznik milik angkatan laut negara itu.

Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Jakarta juga turut buka suara mengenai hal ini. Kapal yang canggih itu nantinya dianggap mampu untuk menjaga kedaulatan negara.

“Berbagi kapal baru yang sama adalah langkah lanjut yang memang seharusnya dilakukan. Kita tahu bahwa demi perdamaian, keamanan, dan perdagangan kita yang berkelanjutan,” ujar Dubes Inggris untuk RI Owen Jenkins dalam sebuah pernyataan yangdilansirdari CNBC Indonesia.

Exit mobile version