KOTA CIREBON (kontroversinews.com) – Covid-19 yang marak saat ini tidak menghalangi niat sekolah untuk menutupi tunggakkan pekerjaan pembuatan indoor yang berjumlah tidak sedikit menuhut pihak sekolah, yakni sekitar 1 milliaran lebih.
Penutupan tunggakkan (hutang) tersebut dilakukkan dengan cara mengadakan rapat para orang tua murid dan komite sekolah. Hingga menghasilkan kesepakatan, yakni orang tua diminta sumbangan yang nominalnya ditentukan sebesar 3 juta rupiah per muridnya dari kelas 10 sampai kelas 12.
Karena adanya covid-19 yang dirasa oleh sebagian rakyat indonesia sulit dalam mencari uang, banyak orangtua yang merasa keberatan dengan jumlah nominal sebesar itu walaupun boleh dicicil tapi berbatas waktu.yakni dimulai dari setelah lebaran idul adha sampai akhir agustus ini, dan keberatan tersebut diceritakan orangtua murid kepada teman dari wartawan media ini serta terekam suaranya.
Atas dasar pengakuan keberatan dari orangtua murid inilah, kami bertiga yang sama-sama wartawan mendatangi sekolah menengah atas yang beralamat dijalan ciremai raya perumnas kota cirebon propinsi jawabarat.saat didatangi, kepala sekolah SMAN 3 kota cirebon yang bernama nening terkesan alergi dengan kehadiran para wartawan disekolahnya pada kamis 26-Agustus-2021.
Hal ini terbukti, saat diketuk daun pintu ruangannya tidak terdengar respon sama sekali, yang ada malah suara gemretek kunci pintu ruangan yang hendak dibuka atau dikunci. Namun sampai ditunggu lama, pintu ruangan kepsek tidak juga terbuka.Akhirnya wartawan media ini beserta 2 kawannya hanya ditemui oleh eva selaku humas SMAN 3.
Dalam konfirmasi nya eva menyatakan bahwa keuangan yang berjumlah 3 juta per murid itu ada. Namun tidak mau disebut dengan pungutan, “ini sumbangan mas riko bukan pungutan” ujar eva kepada teman dari wartawan media ini.
Eva menjelaskan lebih jauh, kalau sumbangan itu untuk menutupi tunggakan hutang atas pembangunan indoor disekolah yang jumlahnya satu miliar lebih tanpa menjelaskan kepada siapa tunggakan tersebut dibayarkan.
“sumbangan ini sudah disetujui semua orang tua, walaupun ada beberapa yang meminta keringanan setelahnya.dan tidak ada orangtua yang komplain, semua setuju.kenapa malah bapak-bapak yang komplain ?” ujar eva humas SMAN 3 kepada 3 wartawan yang ada didepannya termasuk wartawan media ini.
Padahal dari awal sudah dijelaskan, kalau kedatangan kami bertiga hanya untuk konfirmasi benar apa tidaknya sumbangan 3 juta tersebut ada namun eva mengatakan kami bertiga komplain.
Atas jawaban yang kurang memuaskan dari pihak sekolah, yang juga menyebut-nyebut nama kepala kantor cabang dinas pendidikan propinsi jawabarat wilayah 10 yang kata eva pemungutan sumbangan tersebut direstui dan diketahui kepala KCD 10 bahkan sampai mengatakan silahkan lihat aja ke KCD saat wartawan media ini meminta melihat bukti berita acara perihal pungutan sumbangan tersebut.
wartawan media ini meminta pendapat masyarakat pemerhati pendidikan bernama ujang yang beralamat dikelurahan kaliga kota cirebon, ujang mengatakan “yang namanya sumbangan itu tidak ditentukan nominalnya mas, ini jelas pungutan kok. apalagi untuk murid yang kelas 12 dan akan keluar (lulus) dari SMA 3 itu, apakah mereka bisa menikmati indoor tersebut walau dengan nominal yang sama, yakni 3 juta.tidak kan mas ?” pungkas ujang memberikan pendapatnya. (KUSYADI)