Kab. Cirebon, (Kontroversinews.com).- Usai dilanda musibah longsor kurang lebih 10 bulan yang lalu atau tepatnya 14 Maret 2022 pada Senin pukul 18.30, Sebuah bangunan Musholah Al Ikhlas Cidukuh Blok Awi Luar Dusun Manis Rt 03 Rw 02 Desa Sindang Kempeng Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat tertimpa tanah longsor. berdasarkan info dari Pusdalops BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Cirebon saat itu, di duga disebabkan karena tanah yang labil dan di tambah intensitas hujan yang cukup tinggi. hingga mengakibatkan tanah longsor dan akhirnya menimpa Musholah Al Ikhlas Cidukuh tadi. tidak hanya musholah, ada juga 7 rumah yang menampung 9 KK atau 35 jiwa di sekitar longsor yang terancam tanah longsor susulan karena letak nya yang dekat dengan titik longsoran.
Beberapa bulan kemudian setelah kejadian longsor tadi, dan agar tidak terjadi longsor susulan saat hujan deras datang. pekerjaan tembok penahan tanah yang terdiri dari batu-batu dan kawat bronjong yang di danai dari anggaran bantuan provinsi 2022 pun digelar, sekitar kurang lebih 30 juta-an diserap. namun material batu-batu bekas material tembok penahan tanah terdahulu terlihat menumpuk dekat jendela Musholah dan sekitarnya, hingga membuat warga sekitar enggan untuk melakukan ibadah sholat disana.
“Sudah lama musholah ini tidak dipakai, warga enggan datang lagi kesini. penyebabnya tak lain, batu-batu bekas material longsoran sangat mengganggu kenyamanan. karena di batu-batu itu masih diselimuti material tanah yang sewaktu musim hujan seperti sekarang, menyebabkan jalanan untuk menuju musholah menjadi kotor dan licin”, ujar Eem saat menjelaskan kepada wartawan media ini pada Selasa 17 Januari 2023 saat berkunjung dan melihat-lihat hasil pekerjaan dari anggaran banprov tadi.
Ditambahkan Eem, bahwa dirinya adalah anak dari seorang sepuh yang mengurus musholah dan sumber air keramat yang ada didekat musholah. “saya pribadi, dan khususnya warga Awi Luar ini berharap kepada pak Kuwu (Kades) Yaya agar segera merapikan kembali batu-batu bekas longsoran yang berbalut tanah itu. karena selain terlihat kotor hingga bertumpuk didepan jendela musholah yang dahulu kala hanya berbahan anyaman bambu untuk temboknya, juga khawatir bisa menyebabkan hal-hal lain yang tidak kita inginkan. Musholah Al-Ikhlas ini kalau mau diselidiki, masih menyimpan nilai sejarah. buku sejarahnya ada, bertuliskan arab yang sekarang disimpan kakak saya. sudah tua usianya, dan sudah ada sebelum saya lahir”, pungkasnya.
Hal senada disampaikan oleh seorang pria setengah baya yang wartawan media ini lupa menanyakan namanya, “dulu saya ini tim sukses kuwu yaya saat mencalonkan diri sebagai calon kepala desa sindang kempeng pada tahun 2019 lalu, dan ikut andil bekerja membuat tembok kawat bronjong. saya lihat saat itu ada papan keterangan nilai uang pekerjaannya sekitar 30 juta-an lah, dan setelah selesai papan itu diboyong oleh pekerja”, ujarnya. sementara ditempat terpisah, seorang masyarakat pemerhati situs keramat menilai bahwa keniatan Kades/Kuwu selaku pemangku kebijakan didesa untuk membantu musholah yang berusia tua tersebut setengah hati. dan saat wartawan media ini hendak mewawancarai Kades/Kuwu Yaya dari Desa Sindang Kempeng, mengurungkan niat sesaat setelah mendengar bahwa Kades/Kuwu Yaya sedang sakit hingga berita ini diturunkan. (Kusyadi)