Site icon kontroversinews.com

Petinggi Keraton Kasepuhan Kesultanan Cirebon, Merespon Camat Udin Kaenudin yang Menghina Sultan Sepuh Pangeran Kuda Putih

Cirebon (Kontroversinews).-Beredar di media dan video dari Camat Udin Kaenudin yang mengaku sebagai Raja Utara dan sesepuh keluarga keraton kasepuhan Cirebon yang membuat salah satu petinggi keraton kasepuhan Kesultanan Cirebon dibawah kepemimpinan Kanjeng Sultan Sepuh Pangeran Kuda Putih merespon keras.

Donny Singakole salah satu petinggi di keraton kasepuhan Kesultanan Cirebon merespon keras.

Kepada awak media Minggu, 29 September 2024 Dia menyampaikan.

“Saya melihat video Udin dan Dias yang direkam dan juga baca dimedia membuat saya akhirnya angkat bicara, memangnya itu udin kaenudin siapa?, bukannya itu orang yang pernah sama-sama dengan sultan sepuh pangeran kuda putih disaat perumusan gerakan membuka tabir sejarah peteng di gegunung hasan?, kan dia yang ditawarkan untuk mimpin aksi dan gak berani waktu itu, kami punya bukti-buktinya kok, serta yang pernah duduk bersama dikaprabonan tahun 2017 disaat keluarga kesultanan cirebon berencana menggulingkan Arif waktu itu, salah satu timnya disana ya Sultan Sepuh pangeran kuda putih, kami ada bukti isi kesepakatan dan tandatangannya serta fotonya.”

Ia sampaikan juga, Kenapa setelah tabir sejarah peteng terbuka oleh gerakan Sultan Sepuh Pangeran Kuda Putih sekarang dia koar – koar menyerang begini, yang saya pertanyakan orang ini nyali nya sampai mana ya, ingin rasanya uji nyali deh.

Padahal dia tahu kalo Lukman Zulkaedin itu bukan turunan Sunan Gunung Jati, kenapa sekarang jadi sengkuni begini.

Secara tatanan adat dan hukum negara Sultan kami sudah di tempuh semua, dan saat ini beliau salah satu Sultan yang sudah terverifikasi oleh negara.kalau lukman itu cuma babon dan anugerah dari bapaknya saja, dan juga banyak penolakan dari semua pihak. Spanduk penolakannya juga besar kok dimakam bahkan ironisnya dia gak bisa masuk ziarah ke kanjeng Sunan Gunung Jati. Berarti kam sudah jelas kalau lukman bukan turunan kanjeng sunan. Prihal babonnya yang dibuat seolah tersambung ke kanjeng Sunan itu pembohongan besar, dalam agama sudah jelas “Barangsiapa yang mengaku ayah kepada selain ayahnya atau bersandar kepada yang bukan walinya, maka baginya laknat Allah, juga para Malaikat dan semua manusia. (HR Muslim)”.

“Kepada Udin dan Dias saya ingatkan jangan pernah membuat pembenaran diatas kesalahan ya,” tegas Petinggi Keraton.

Perihal Anugerah yang dikeluarkan oleh Sultan kami itu merupakan hak perogatifnya Sultan untuk mengangkat dewan kelungguhan adatnya, pihak lain tidak ada hak ikut campur pada urusan internal management keraton kami.

Kenapa giliran Sultan memberikan. Anugerah ke Habib Lutfi baru kalian ributkan Dan sekelas habib lutfi tidak sembarang mau menerima anugrah Kalau bukan dari Sultan yang asli dzuriah kanjeng sunan.

Kemudian Mereka yang mendiami cagar budaya keraton kasepuhan cirebon saat ini serta orang yang mengaku Sultan yang beserta antek anteknya, justru kami menanyakan kenapa keraton kesepuhan rumah orang tua kami didaftarkan sebagai cagar budaya? Lalu di rubah menjadi PT. keraton kesepuhan Cirebon dengan nomer AHU 0006618 AH 01.01.Tahun 2016
Apakah agar kalian bisa mendapatkan duit dari APBD dan APBN dari negara?, kok bisa ? kalian itu tidak punya hak waris di rumah leluhur kami kok dengan seenaknya didaftarkan menjadi Cagar budaya. Jika sudah cagar budaya statusnya sudah bukan Sultan lagi tapi direktur dan wakil direktur. Ini yang publik serta seluruh dzuriah kanjeng sunan harus paham.

Dan sebenarnya inti permasalahannya Bukan terkait anugerah ke habib lutfi tetapi Para Direktur beserta jajaran PT. Keraton kesepuhan cirebon sudah mulai kebakaran jenggot, karena Sultan Sepuh kami Pangeran kuda putih sudah bersurat ke presiden jokowi, President terpilih, DPR RI Dll, Untuk meminta dikembalikan hak rumah leluhurnya Untuk dapat di kelola dikembalikan seperti semula kepada para putra turunan asli Sunan Gunung Jati.

Jadi freming freming udin dan dias itu semua pembohongan publik, terlalu banyak melakukan pembenaran diatas kesalahan.

“Kami ini bukan sekedar bicara tapi Sultan kami punya buktinya,” tutupnya. (Uus Boy)

Exit mobile version