KAB.CIREBON (kontroversinews.com) – Setelah kemarin mengumumkan kembali pembangunan pasar darurat dari revitalisasi pasar rakyat desa junjang dengan menggunakan mobil polisi dan dikawal anggota dari TNI AD.
Kali ini PT Dunia Milik Bersama (Dumib) dengan kedoknya bernama kepala desa (kuwu) Sutrisno alias nono yang notabenenya adalah pimpinan dipemerintahan desa junjang kecamatan arjawinangun kabupaten cirebon propinsi jawa barat, kembali unjuk kebolehan, Kamis (09/09/21)
Terlihat ratusan aparat kepolisian berjaga didepan kantor pemdes junjang, beberapa anggota TNI AD, dan beberapa anggota ormas serta LSM. Menurut sumber dari pedagang, kehadiran mereka untuk mengawal proses pembangunan kembali pasar darurat yang sempat tertunda akibat adanya protes dari para pedagang yang keberatan dengan harga-harga kios dan los yang tinggi sekali harganya beberapa bulan yang lalu.
Kehadiran para aparat tersebut ditenggarai untuk menangkis aksi demo keberatan dari para pedagang pasar rakyat junjang yang jumlahnya hanya ratusan pedagang.
Drs.Aris Mulanto merupakan penggiat, aktifis, sekaligus masyarakat pemerhati sosial dari Cirebon ini kembali angkat bicara.
“Semakin memanas saja situasinya ini sih? Apa yang saya lihat hari ini, semakin membuat saya yakin kalau uang mampu membeli semuanya. bagaimana tidak, ratusan orang dari aparat kepolisian, TNI, Ormas, dan LSM itu kan tidak dianggarkan dalam APBN maupun APBD untuk mengawal pembangunan pasar darurat. contoh kecil saja, apa makan dan minum mereka hari ini itu ditanggung negara maupun daerah. Tentu saja tidak, ini pasti ada pihak yang membiayai,”Ujar Aris.
“Namun pertanyaannya, siapa yang membiayai. apakah PT.Dumib atau Pemdes Junjang, kalau PT.Dumib dan Pemdes Junjang yang membiayai. Berapa sih keuntungan mereka nanti dari hasil menyewakan kios dan los kepada para pedagang tuh, kok ngotot amat mau melanggar pernyataan yang kata pedagang ditandatangani kades/kuwu sutrisno (nono) pada 3 Agustus lalu tentang memberhentikan pembangunan pasar darurat sampai ada kesepakatan harga kios dan los dengan para pedagang. Lagian ini tuh kan pasar rakyat, bukan pasar pemda. kenapa aparat kepolisian, TNI, dan aparat pemerintah daerah setempat ikut campur tangan sih. apa sesakti itu kades/kuwu sutrisno (nono) hingga bisa mengendalikan pemda dan muspida, serta unsur muspika. atau jangan-jangan ada orang sakti lain dibelakang PT DUMIB, tapi siapa itu ya. kita lihat saja nanti coba kedepannya”, pungkas Aris. (KUSYADI)