Site icon kontroversinews.com

Pendidik Sumba Tengah Nusa Tenggara Timur Dikenalkan Penggunaan Big Book

Anakalang, NTT | Kontroversinews.– Meningkatnya pemahaman siswa tentang membaca dan menulis  dalam pembelajaran erat kaitannya dengan ketrampilan guru mengelola kegiatan pembelajaran. Guru dapat menggunakan berbagai strategi, metode  dan media dalam menerapkannya. Salah satu cara yang efektif adalah dengan menggunakan buku besar. “Salah satu cara mengatasi tingkat literasi yang menurut beberapa penelitian cukup rendah di Sumba Tengah ini adalah dengan mengenalkan penggunaan buku besar pada pendidik sebagai media pembelajaran disini,” ujar Juprianto, Education Specialist INOVASI saat Pelatihan Penguatan Fasilitator INOVASI di Sumba Tengah, 21 April 2018.

Sebagai langkah awal, dalam pelatihan tersebut, para pendidik yang terdiri dari 12 orang fasilitator dearah Sumba Tengah dikenalkan apa dan mengapa literasi dasar, bagaimana cara efektif mengajarkannya di kelas, menggunakan berbagai media dan pengelolaan pembelajaran dalam mencapai kompetensi dasar, salah satunya media buku besar atau yang dikenal dengan big book. Mereka juga praktik menggunakannya  dengan langsung mengajar di SD Masehi Waibakul Sumba Tengah.

“Asalkan guru paham kompetensi dasar dan cakupan materi yang ada di Kompensi Dasar untuk dikuasai setiap siswa, guru dapat menentukan media, produk belajar siswa dan merancang kegiatan yang akan dilakukan siswa. Dalam praktik mengajar kali ini, guru berlatih bagimana Big book digunakan sebagai media yang efektif untuk meningkatkan ketrampilan literasi siswa” ujar Jupri lebih lanjut.

Menurut Juprianto, keefektifan penggunaan big book telah dibuktikan dengan banyak penelitian di berbagai daerah yang pernah menerima program pendidikan, misalnya sekolah-sekolah di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sumatra Utara  dan lain-lain.

Big book atau buku besar yang dipraktikkan oleh para guru itu  digunakan untuk mengenalkan huruf,  penggunaan tanda baca, menyusun kalimat, mendukung kelancaran membaca dan meningkatkan pemahaman akan bacaan, khususnya bagi siswa kelas 1 sampai kelas 3.

Salah satu contoh praktik baik penggunaan big book hari ini adalah seperti yang dilakukan oleh Petrus Paroku ,salah satu peserta pelatihan, dari SD M Tanapara saat  mengajar  siswa kelas 1 mengenal  anggota tubuh.

Setelah mengajar anak-anak “membaca bersama” dengan menggunakan big book, anak -anak diminta saling bercerita secara berpasangan tentang isi buku tadi atau saling menunjuk pasangannya untuk menjelaskan anggota tubuhnya dan fungsinya.

Siswa kemudian juga diminta  secara berkelompok  menyusun kartu huruf membentuk kata tentang anggota tubuh, misalnya tangan, kaki, kepala dan lain-lain. Mereka juga diminta mempresentasikan hasilnya di depan teman-temannya. Setelah mereka bisa melakukannya, secara individu mereka diminta menggambar tubuh dan menuliskan nama-nama anggota tubuh di gambar tersebut.

Cara mengajar seperti itu menurut Petrus baru pertama kali ia lakukan dan ia melihatnya sangat efektif membuat anak menjadi aktif terlibat dalam pembelajaran. “Dengan big book, mereka terlibat aktif selama pembelajaran, menjawab dengan antusias pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan karena merasa mudah, mereka menjadi tampil penuh percaya diri” ujarnya.

“Sebagai media ajar, pembuatan big book ternyata tidak terlalu membutuhkan biaya (murah), sederhana dan bahannya mudah didapat. Kita dapat membuatnya koran bekas, dan kalender. Membuat big book ternyata mudah,” ujarnya lebih lanjut.

Namun menurutnya, efektivitas penggunaan big book ini tergantung sekali sama gurunya. “Kalau guru mengetahui cara menggunakan dan skenario pembelajarannya bagus, maka big book akan efektif mempercepat kemampuan literasi siswa,” ujarnya.

Program pendidikan INOVASI di NTT dimulai pada bulan Juli 2017. Penandatanganan MoUnya  dengan  pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur dilakukan bulan November 2017. Program pendidikan bantuan Australia ini akan dilaksanakan sampai akhir tahun 2019. (Red)

Exit mobile version