Samosir | Kontroversinews .- Pemerintah Kabupaten Samosir, akhirnya tidak mau mengambil resiko tinggi anak didiknya mulai dari PAUD, SD dan SMP berjumlah sebanyak 31.454 orang terjangkit atau tertular pandemi Corona virus disease (Covid-19). Untuk itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir, Rikardo Hutajulu, kepada wartawan Rabu 18/3/2020 menyampaikan, akan meliburkan sekolah selama 14 hari.
Disampaikan, sebanyak 3.205 orang anak didik PAUD, sebanyak 18.559 orang anak didik SD, dan sebanyak 9.690 orang pelajar SMP di Kabupaten Samosir, sebenarnya bukan diliburkan, tetapi dirumahkan sementara pasca Covid-19.
“Kebetulan kan begini, SOP nya harus kita bentuk dulu satgas dan sudah selesai. Dan hari ini, usulan kita untuk membelajarkan siswa di rumah, sudah disetujui oleh Bapak Bupati dan surat edarannya sudah akan ditandatangani,” jawab Rikardo menanggapi kenapa sampai hari ini sekolah di Samosir belum diliburkan.
Dijelaskan, alasan konkret kenapa para siswa harus dirumahkan, sementara oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir telah menyampaikan, bahwa Covid-19 belum sampai ke Bumi Samosir, karena lebih dari 60 persen sekolah di Kabupaten Samosir berada di daerah lintasan.
“Karena kita salah satu satgas pendidikan, kita melihat daerah kita salah satu daerah wisata. Terus, lebih dari 60 persen sekolah kita itu di daerah lintasan. Lintasan dalam arti, anak-anak kita pasti melintas dari jalan-jalan yang dilalui oleh orang banyak. Nah, itu artinya, interaksinya tinggi,” jelas Rikardo.
Juga, karena belum bisa mendeteksi orang-orang yang datang ke Samosir, guna mencegah penularan Covid-19, dan untuk memutus penyebaran itu, anak-anak dirumahkan selama 14 hari, terhitung sejak tanggal 19 Maret 2020. “14 hari itupun belum tentu. Seandainya nanti keadaan masih darurat, kita akan perpanjang lagi,” ujarnya.
Dijelaskan lebih lanjut, dalam surat edaran yang masih akan ditandatangani, juga disampaikan, para anak didik tidak boleh melakukan wisata keluar dari Samosir dan mensiasati pemberian tugas rumah dari sekolah masing-masing.
“Ini sudah kita sosialisasikan kepada seluruh kepala sekolah. Kepala sekolah beserta para guru, sudah merencanakan materi-materi yang akan diberikan kepada anak-anak selama 14 hari. Alhasil, materi sudah siap untuk diberikan kepada para siswa/i,” papar Rikardo.
Mengenai pengawasan, sambungnya, penilaian terhadap tugas rumah para pelajar yang dirumahkan, tetap akan berjalan. Setiap tiga hari, bukti pekerjaan rumah dikirim kepada guru melalui sambungan whatsaap orang tua siswa/i. Menyangkut anak didik yang tinggal di daerah sulit akses internet, akan disesuaikan.
“Makanya, tadi dicatat semua whatsaap orang tua siswa, supaya bisa bekerjasama dengan dengan pihak sekolah. Untuk anak didik yang tinggal di daerah yang sulit jaringan internet, nanti akan disesuaikan. Nanti, guru juga bisa mengunjungi siswa ke rumahnya,” terang Rikardo.
Terkait tenaga pendidik, kata Rikardo, tidak diliburkan dan tetap bekerja seperti biasa ke sekolah karena banyak pekerjaan yang harus dilakukan, seperti evaluasi ujian tengah semester. Namun, waktunya dipersingkat karena tidak ada anak didik di sekolah.
“Harapan kita, agar para orang tua mengawasi anak-anak kita di rumah. Jangan sampai melakukan aktivitas terlalu banyak diluar rumah. Mereka tetap diawasi belajar di rumah. Karena guru-guru sudah persiapkan materi yang akan dipelajari dan akan dipantau. Kita juga kerahkan kepada orang tua, supaya tidak panik dan memberikan pendidikan cara mencegah infeksi Covid-19. Surat edaran Bupati Samosir sudah ada untuk itu,” tutup Rikardo Hutajulu.(PS)