Omset Objek Wisata Walini Tahun ini Menurun

oleh
oleh

RANCABALI |  Kontroversinews — Jumlah kunjungan warga Jakarta ke objek wisata pemandian air panas Ciwalini, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, beberapa pekan terakhir ini terus menurun. Penurunan ini diduga dampak dari hujan yang menyebabkan banjir di Jakarta dan daerah sekitarnya.

H. Ade Yuyun Rahayu, Kepala Unit Agro Wisata Ciwalini, mengungkapkan, pengunjung pemandian air panas Ciwalini selama ini memang diketahui mayoritas adalah warga Serang, Karawang, Bekasi dan Jakarta. Maka mengurangi jumlah kunjungan wisatawan ke pemandian air panas Ciwalini.
“Biasanya mencapai 1200 orang, tetapi kini hanya jadi 500 orang,” ungkap Ade saat dihubungi via telepon, Minggu (9/2/2020).

Selain karena banjir di Jakarta, pengurangan kunjungan wisatawan ke pemandian air panas Ciwalini, juga disebabkan oleh banyaknya objek wisata baru yang ada di Kabupaten Bandung. Banyak pemerintah desa yang membuat objek wisata seperti curug, dan wisata lainnya yang modalnya dari dari dana Bumdes.

“Persaingan yang sebelumnya hanya tiga tempat wisata kini bisa mencapai 15 tempat wisata. Penurunan omset objek wisata walini tahun ini sebesar  Rp 300 juta,  yaitu dari Rp. 5,3 milyar menjadi Rp. 5 milyar saja,” jelas  H. Ade.

Hal tersebut tentu membuat pengelola merasa keberatan. Apalagi setiap bulannya, pemandian air panas Ciwalini selalu bayar pajak ke pemerintah daerah.  Seperti pajak parkir, pajak keramaian, dan pajak wahana yang dibayar per item.

“Pembayaran pajak tersebut tergantung pendapatan per bulannya, kalau di rata-ratakan bisa mencapai Rp. 25 juta per bulan,” ujar Ade.

Untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke pemandian air panas Ciwalini, pengelola berusaha sekuat tenaga untuk memotivasi para pengusaha agar bersedia membuat wahana baru. Sehingga di pemandian air panas Ciwalini ada inovasi baru yang dapat menyaingi objek wisata lain.

“Kita sudah ajukan ke manajeman untuk pembuatan wahana baru seperti golecer dan waterpark. Insyaallah tahun ini bisa direalisasikan,” tutur Ade.
Terakhir, Ade meminta dukungan insfrastruktur jalan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung supaya dapat mengurangi kemacetan. Contohnya dilakukan pelebaran jalan untuk perjalanan dari Ciwidey ke Rancabali.

“Jika ada bus mogok maka akan berdampak pada pemandian air panas Ciwalini ini. Harapannya akses jalan bisa lebih baik lagi,” pungkas Ade. (Lily Setiadarma)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *