CIREBON Kontroversinews.com – Diana Sastra sudah dikenal masyarakat sebagai biduan dangdut pantura dengan aksi panggungya di kesenian tarling. dan tarling merupakan jenis musik instrumen perpaduan gitar serta suling yang sangat populer di wilayah pesisir pantai utara khususnya daerah Indramayu dan Cirebon, Jawa Barat. musik dangdut inilah yang sudah melambungkan nama Diana Sastra lebih dulu.
Wanita kelahiran 14 Maret 1978 ini merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. masa kecilnya dipenuhi dengan aktivitas membantu kedua orangtua berjualan kue, sembako hingga nasi rames untuk menghidupi keluarga. Terlebih sejak sang ayah meninggal dunia karena mengalami kecelakaan pada 1984.
Dijuluki Gendheng Permoni dan Ratu Dangdut Pantura, Diana Sastra mengawali karier di dunia musik dangdutnya sejak muda. Ia mengikuti berbagai audisi hingga perlombaan musik dangdut, dari situlah Diana mengenal dan membawakan musik dangdut tarling hingga sekarang. Diana bernyanyi mengisi acara-acara seperti pernikahan hingga ulang tahun, disepanjang jalan pantura.
Tahun 2016, wanita yang memiliki ciri khas berambut gimbal ini menjajal peruntungannya di industri musik nasional. Ia melebarkan kiprahnya bekerja sama dengan Agi Sugiyanto, sosok yang melejitkan Trio Macan. Berkat bantuan Ari yang sudah begitu populer di tanah Cirebon, nama Diana di industri musik semakin besar.
Bahkan lagunya yang berjudul Remang-remang pernah menjadi favorit mantan Presiden ke-4, Abdurrahman Wahid. bahkan saat itu, saking begitu favoritnya. Gus Dur pernah meminta Diana menyanyikan lagu tersebut langsung di hadapannya sebanyak dua kali, dan selain Gus Dur mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan juga menyukai lagu kesenian tarling yang dibawakan oleh Diana Sastra.
Kiprahnya diblantika musik dangdut pantura (tarling), membuat sosok ketua forum silaturahmi pemuda cirebon (FSPC) Saeful Mukminin atau yang akrab disapa Eep kepincut dan langsung mengajak mbok (ibu) gendheng permoni alias diana sastra sang ratu dangdut pantura untuk bergabung di wadah yang peduli kesenian dan segala warisan leluhur pendiri Cirebon tersebut.
Berbekal dengan visi yang sama, yakni melestarikan budaya tarling serta cita-cita membuat lagu tarling wajib yang disesuaikan dengan karakter desa-desa yang ada diwilayah Cirebon.
Maka pada selasa 26 April 2022, Eep sang punggawa FSPC menghubungi Diana Sastra lewat sambungan telpon selularnya. bak gayung bersambut.
Ajakan untuk bergabung di FSPC disambut baik oleh maestro seni tarling dan resmi bergabung untuk mewujudkan visi dan cita-cita bersama.