Site icon kontroversinews.com

Mengenal Naftali Bennet, Perdana Menteri Baru Israel

Naftali Bennett. (Foto: Flash90)

ISRAEL (Kontroversinews.com) – Naftali Bennett merupakan Perdana Menteri Israel yang baru. Dia dilantik pada Minggu menggantikanBenjamin Netanyahu, yang telah menjabat selama 12 tahun. Parlemen Israel atau dikenal dengan nama Knesset melakukan pemungutan suara pemerintah baru yang mengantarkan Bennet duduk di kursi tertinggi pemerintahan Israel itu.

Bennet adalah seorang Yahudi religius yang menghasilkan jutaan dolar di sektor teknologi. Dia mendukung gerakan pemukiman yang tinggal di pinggiran kota Tel Aviv. Bennet juga mantan sekutu Benjamin Netanyahu yang telah bermitra dengan partai-partai sayap kiri dan tengah untuk mengakhiri kekuasaannya selama 12 tahun.

Partainya yang ultranasionalis, Yamina hanya memenangkan tujuh kursi di Knesset yang beranggotakan 120 orang dalam pemilihan Maret lalu — pemungutan suara keempat dalam dua tahun. Siapa Naftali Bennet? Berikut ulasannya seperti dikutip dari AP, Senin (14/6).

Bennett telah lama memposisikan dirinya di sebelah kanan Netanyahu. Tetapi dia sangat dibatasi oleh koalisinya yang memiliki suara mayoritas, sementara partainya hanya memiliki sedikit kursi di parlemen dan mencakup partai-partai dari kanan, kiri dan tengah.

Dia menentang kemerdekaan Palestina dan sangat mendukung permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem timur, yang dipandang Palestina dan sebagian besar masyarakat internasional sebagai hambatan utama bagi perdamaian.

Bennett dengan keras mengkritik Netanyahu setelah sepakat memperlambat pembangunan pemukiman di bawah tekanan dari Presiden Barack Obama, yang mencoba dan gagal menghidupkan kembali proses perdamaian di awal masa jabatan pertamanya.

Mengutip dari Merdeka.com, Bennet sempat menjabat sebagai kepala dewan pemukim Tepi Barat, Yesha, sebelum memasuki Knesset pada 2013. Bennett kemudian menjabat sebagai menteri kabinet urusan diaspora, pendidikan dan pertahanan di pemerintahan yang dipimpin Netanyahu.

“Dia adalah pemimpin sayap kanan, garis keras keamanan, tetapi pada saat yang sama sangat pragmatis,” kata Yohanan Plesner, kepala Institut Demokrasi Israel, yang telah mengenal Bennett selama beberapa dekade dan bertugas bersamanya di militer.

Exit mobile version