Mengenal Anemia Hemolitik dan Penyebabnya, Kerap Dialami Sejak Bayi

- Pewarta

Jumat, 1 April 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 Anemia Hemolitik /Ilustrasi

Anemia Hemolitik /Ilustrasi

Kontroversinews.com Anemia adalah kelainan darah yang ditandai dengan kurangnya jumlah sel darah merah dari batas normal. Maka dari itu, kondisi ini disebut juga penyakit kurang darah.

Terdapat beberapa macam anemia yang telah teridentifikasi. Salah satu jenis anemia yang kerap dialami sejak bayi adalah anemia hemolitik.

Anemia hemolitik adalah kelas anemia yang disebabkan oleh penghancuran sel darah merah, peningkatan katabolisme hemoglobin, penurunan kadar hemoglobin, dan peningkatan upaya sumsum tulang untuk meregenerasi produk.

Biasanya, sel darah merah bertahan selama sekitar 120 hari di dalam tubuh. Pada anemia hemolitik, sel darah merah dalam darah dihancurkan lebih awal dari biasanya.

Ada banyak penyebab anemia hemolitik, yang memiliki beberapa cara yang dapat dipecah berdasarkan penyakit akut dan kronis, imun vs non-imun dimediasi, intravaskular atau ekstravaskular, diwariskan atau didapat, dan intracorpuscular atau ekstrakorpuskular.

Penyebab intracorpuscular mengacu pada kelainan pada sel darah merah itu sendiri. Sel darah merah dapat rusak secara internal ketika kelarutan hemoglobin diubah (hemoglobinopati), struktur membran atau sitoskeleton berubah (membranopati), atau kemampuan metabolismenya (enzimopati) menurun.

Contoh hemoglobinopati termasuk penyakit sel sabit (SCD) dan thalasemia. SCD disebabkan oleh mutasi gen beta-globin yang menyebabkan polimerisasi hemoglobin-S, lengket, dan, karenanya, hemolisis. Thalasemia adalah penyebab paling umum dari anemia hemolitik herediter dan disebabkan oleh kekurangan sebagian atau seluruhnya dari salah satu rantai globin alfa atau beta utama hemoglobin A.

Sedangkan, penyebab ekstrakorpuskular mengacu pada cacat yang dipengaruhi oleh faktor eksternal, termasuk mekanis, yang diperantarai imun, atau infeksi. Transfusi sel darah merah dapat menyebabkan reaksi hemolitik akut dan tertunda.

Trauma mekanis pada sel darah merah terlihat dengan mikrotrombus, fibrin, atau gaya geser katup. Patogen seperti malaria dan babesiosis diketahui merusak sel darah merah serta obat-obatan seperti dapson, yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit ini, juga memiliki efek merusak karena memiliki potensi oksidan.

Maka dari itu, penyakit anemia hemolitik memerlukan penanganan yang tepat agar terhindar dari komplikasi pada jantung, seperti gangguan irama jantung atau gagal jantung.

Berita Terkait

Petani Linggasana Menjerit: “Sumber Air Dijadikan Komersil oleh Oknum Mafia!”
Tukin Dipotong 30%, ASN Kabupaten Bandung Menjerit: Siap Demo Bupati
Polsek Gunung Jati Amankan Dua Pelaku Pencurian di Gedung Susu Steril
Warga Nilai Perempuan Lebih Tepat Jadi Pengawas Perumda Bank Kuningan
TNI-Polri Pemda Gelar Patroli Skala Besar di Kota Cirebon, Kapolres:Mari Bersama Jaga Keamanan Untuk Negeri
Lembaga Pemantau Korupsi Nasional ( LPKN) akan Laporkan Oknum Guru Dan OPS Terkait Rangkap Jabatan Di Sekolah Dasar Negri Di Kecamatan DayeuhKolot
MUI Minta Usulan Evakuasi Warga Palestina ke Indonesia Dikaji Ulang
Menhub Mudik Lebaran ke Pendopo, Bahas Kemajuan untuk Kuningan

Berita Terkait

Kamis, 23 Oktober 2025 - 22:00

Petani Linggasana Menjerit: “Sumber Air Dijadikan Komersil oleh Oknum Mafia!”

Selasa, 7 Oktober 2025 - 17:39

Tukin Dipotong 30%, ASN Kabupaten Bandung Menjerit: Siap Demo Bupati

Selasa, 16 September 2025 - 02:31

Polsek Gunung Jati Amankan Dua Pelaku Pencurian di Gedung Susu Steril

Rabu, 10 September 2025 - 21:19

Warga Nilai Perempuan Lebih Tepat Jadi Pengawas Perumda Bank Kuningan

Rabu, 3 September 2025 - 16:10

TNI-Polri Pemda Gelar Patroli Skala Besar di Kota Cirebon, Kapolres:Mari Bersama Jaga Keamanan Untuk Negeri

Berita Terbaru