Site icon kontroversinews.com

Masyarakat Produktif Diharapkan Mengikuti Program Padat Karya Tunai

ANTRIAN : Sejumlah masyarakat mengantri untuk mendapatkan BLT di Kantor Desa Pangauban.

SOREANG | Kontroversinews – Ditengah pandemi Virus Corona (Covid 19), masyarakat produktif diharapkan bisa mengikuti program padat karya tunai, daripada hanya menunggu bantuan.

Kabid Desa, Rahmat Hidayat, mengatakan bahwa sesuai dengan arahan dari Bupati Bandung, maka bagi masyarakat yang masih produktif akan diarahkan pada program padat karya tunai. Setelah mengikuti program padat karya tunai, masyarakat akan mendapatkan upah harian.

Dana program padat karya ini berasal dari dana desa. Rahmat mengatakan bahwa semua desa yang ada di Kabupaten Bandung harus menyediakan BLT dan mengadakan padat karya. Besaran nilai dari program padat karya tunai disesuaikan dengan kegiatan fisiknya.

“Masyarakat produktif jangan hanya menunggu bantuan, tetapi harus berbuat, kemudian bisa mendapatkan upah,” ujar Rahmat saat wawancara di Kantor Desa Pangauban, Selasa (12/5).

Pada masa pandemi Virus Corona (Covid 19), lanjut Rahmat, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memungkinkan tersedianya jaring pengaman sosial masyarakat yaitu melalui penyediaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari dana desa. BLT tersebut diberikan bagi masyarakat yang tidak menerima bantuan dari pemerintah. Namun terdapat kendala dalam penyaluran dana desa untuk BLT tersebut, seperti lamanya waktu untuk sinkronisasi data penerima BLT. Di Kabupaten Bandung, ada 125 desa yang sudah mencairkan dana desa, ada juga desa yang masih melakukan proses di BKAD dan KPPM, kemudian ada 76 desa yang belum mengajukan pencairan dana desa.

“Kita terus mendorong Pemerintah Desa untuk segera melakukan pencairan dana desa. Karena hal ini menyangkut kebutuhan masyarakat,” lanjut Rahmat.

Sementara itu, Kepala Desa Pangauban, Enep Rusna Sutiadi, mengatakan bahwa di Desa Pangauban ada 152 KK penerima BLT. Kepada masyarakat Desa Pangauban yang tidak bisa menerima bantuan, kata Enep, terdapat 2.000 paket sembako untuk masyarakat tersebut.

“Alhamdulillah masyarakat di Desa Pangauban tidak gaduh karena bantuan. Karena sudah banyak bantuan dari donatur juga,” ucap Enep.

Desa Pangauban memiliki dana desa sebesar Rp. 920 juta, jadi besaran BLTnya kurang lebih sebesar Rp. 270 juta. Enep yakin BLT tersebut diterima oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkan sehingga bantuannya tidak akan disalahgunakan. ( Lily Setiadarma ). 

Exit mobile version