Komplek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PT Geo Dipa Energi (Persero) Unit Patuha 1 di Desa Sugihmukti, Kecamatam Pasirjambu, Kab. Bandung.
PASIRJAMBU || Kontroversinews – Tim Komisi VII DPR RI, komisi yang membidangi energi sumber daya mineral, riset, dan tekhnologi serta lingkungan hidup, melakukan kunjungan lapangan ke Jawa Bararat. Tim meninjau lokasi proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLPT) PT Geo Dipa Energi ( persero ) unit Patuha di Desa Sugihmukti, Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Kamis, 9 Oktober 2020.
Tim Komisi VII DPR RI disambut langsung oleh Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero), Riki Firmandha Ibrahim.
Ketua Komisi VII, Sugeng Suparwoto mengatakan, bahwa kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan pada reses masa persidangan l, tahun 2020-2021, guna mengetahui secara langsung tentang pengelolaan serta kendala dan hambatan yang di hadapi dalam pengelolaan energi terbarukan, khususnya energi panas bumi.
“Hari ini kami melakukan kunjungan ke PT. Geo Dipa Energi Patuha, guna mendapat gambaran bagaimana Panas Bumi adalah energi yang bersih dan nilai ke ekonominya yang tinggi sekali,” kata Sugeng.
Selain itu, lanjut Sugeng, kita menemukan semacam best practice atau contoh yang baik bagaimana mengelola ini semua. Termasuk faktor lingkungan.
Sementra menurut Ketua Tim Eddy Soeparno menilai dengan berbagai pengembangan yang dilakukan PT. Geo Dipa Energi juga membawa harapan yang baik bagi pengembangan EBT di skala nasional.
“Pendanaannya sudah siap, dan sejauh ini sukses, rasio untuk pengembangan itu 75 persen yang merupakan standar yang baik, dan ini bisa ditingkatkan hingga 80 persen.” kata Eddy
Eddy juga mengatakan, bahwa menurutnya hasil kunjungan ini dapat dijadikan sebagai masukan tambahan dalam proses penyusunan Rancangan Undang-undang Undang (RUU) Energi Baru Terbarukan.
Hal ini perlu dilakukan sebagai langkah untuk segera meninggalkan ketergantungan terhadap energi fosil, dan beralih ke energi baru terbarukan, seperti geothermal atau panas bumi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, F.X. Sutijastoto yang turut hadir pada kegiatan tersebut mengungkapkan, bahwa PT. Geo Dipa Energi (Persero) khususnya unit Patuha telah secara aktif berkontribusi bagi masyarakat sekitar, Pemerintah daerah, maupun Negara.
Dalam periode tahun 2016 sampai dengan triwulan II tahun 2020, PT. Geo Dipa Energi telah merealisasikan biaya Community Development sebesar 11,96 Milyar rupiah untuk kegiatan pendidikan, sosial, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Serta membayarkan kewajiban Bonus Produksi sebesar 12,83 miliar rupiah untuk periode penyetoran 2014 sampai dengan triwulan II 2020 kepada Pemerintah Kabupaten Bandung.
“PT. Geo Dipa Energi juga telah memberikan kontribusi dalam bentuk penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) kepada Pemerintah sebesar 3,77 miliar rupiah pada triwulan III tahun 2020 ini,” kata Sutijastoto.
Akan tetapi, menurut Sutijastoto, pengembangan panas bumi di Indonesia masih terkendala dengan harga yang cukup tinggi. Pemerintah sedang melakukan beberapa langkah besar guna menghadapi tantangan tersebut.
“Harga panas bumi sekarang masih cukup tinggi, risikonya cukup tinggi. Hal ini disebabkan datanya masih cukup terbatas karena ada di subsurface, di kedalaman. Oleh karena itu, Pemerintah akan melakukan data akuisisi.” kata Sutijastoto.
Ia pun mengungkapkan bahwa data mengenai potensi panas bumi akan diperoleh salah satunya dengan mekanisme PISP (Pembiayaan Infrastruktur Sektor Panas Bumi) . Melalui PISP, yang saat ini dikelola PT SMI, sedangkan peran pemerintah dalam hal ini akan melakukan Government drilling untuk mengurangi risiko explorasi.
“Dari situlah pemetaan potensi akan diperoleh untuk selanjutnya dilakukan pengembangan. Sebagai salah satu Special Mission Vehicle dibawah Kementerian Keuangan, PT Geo Dipa Energi (Persero) ditunjuk untuk melakukan Government Drilling di beberapa daerah seperti Wae Sano, Nage, Jailolo, dan Bituang.” Pungkasnya ( Lily Setiadarma )