Samosir | Kontroversinews.-Mual (Air) “Sampuran Bala” Dolok Raja Sihotang. Rura sihotang merupakan Daerah yang terdiri dari empat (4) Desa.SAMPUR TOBA, DOLOK RAJA, SIPARMAHAN dan Desa HARIARA POHAN, Rura Sihotang juga sering disebut Kenegerian Sihotang. Terletak di kecamatan harian kabupaten samosir, Sumatera utara.
Sesuai dengan namanaya Rura sihotang berada di kaki gunung uruk Taduhan, setengah desanya di kelilingi pengunungan yang tinggi dan indah yang di tumbuhi pepohonan hijau, Setengahnya lagi berada di tepian pantai danau toba.
sejauh mata memandang pepohonan hijau dan sawah2 penduduk yang teratur berpadu dengan pesona danau toba indah,yaitu danau terbesar di asia tenggara.
Dibalik ke indahan dan Kecantikan/indah Rura sihotag memiliki kisah misteri tersendiri,mungkin banyak orang di luar rura sihotang yg belum tau apa itu ” SAMPURAN BALA”, Sampuran bala merupakan suatu tempat yg sangat misteri,menurut lagenda penduduk setempat ” sampuran bala” satu tempat yg sangat mistis dan sangat di hormati ke beradaanya sebab sampuran bala terdiri dari beberapa pohon basar dan mata air yang sangat bersih Berada di kaki gunung Uruk Taduan di desa Dolok Raja sihotang.
konon mata air ini (sampuran bala)tidak pernah kering sepanjang sejarah,walaupun kemarau panjang melanda dan sampai kemarau ber kesudahan air tetap saja tidak mengering dan debit air tidak berkurang.
Dibawah pohon rindang besar( jajabi ) ada kolam air atau sering orang bilang mual hangoluan( air kehidupan ) menurut penduduk setempat air sampuran bala ini merupakan air berkah yang bisa menyembuhkan penyakit, dimana air ini sering di manfaatkan penduduk setempat dengan banyak keperluan,satu hal yang sangat luar biasa dari air sampuran bala adalah bisa disimpan bertahun tahun tidak akan berlumut/ kotor ( melebihi air kemasan pabrik) Konon katanya di sampuran bala inilah Ritual di lakukan kaum Hawa/ ibu atau orang batak bilang, lebih tepatnya Akka PANIARAN, melakukan ritual pemanggilan Hujan dalam bahasa batak manjou udan( manggombur ) Disaat musim kemarau panjang melanda rura sihotang yang mengakibatkan tidak efektifnya pertanian atau persawahan.
Ibu/Paniaran ( perempuan yg terpilih) Bergegas menuju “sampuran bala” di sampuran bawah inilah para ibu/Paniaran memangngil hujan( manjou udan) para paniaran disini akan melakuksn ritual dengan cara melempar kan air ke atas sambil ber doa, yang pasti hanya para ibu/paniaranlah yang tau doa atau ritual tersebut, seketika Hujan akan turun. Wou…Sangat menakjubkan.
Tokoh Masyarakat /Juru Kunci Tugu Raja Oppu Sigodang Ulu Sihotang, S Sihotang ( Op Pahala Sihotang)
media kontroversinews minggu 11/11/118,berkonfirmasi kepada tokoh masyarakat atau pengetua dan juru kunci tugu Raja Sigodang Ulu sihotang, S Sihotang (Op. Pahala Sihotang) Beliau mengatakan Sampuran Bala tempat yang suci dan membawa berkat, “Sudah banyak orang datang ke mual ini pak, Banyak sudah orang merasakan kasiat air sampuran bala, ada yang sakit dan banyak juga Buang sial atau mambalokkon akka nahurang denggan yang selama ini menghantui kehidupannya dan mereka (orang yang datang kesini) dengan niat yang tulus segala penyakit atau sial sialni daging pasti Hilang,”Ujar Op. Pahala Sihotang
Sebagai orang batak dan putra asli sihotang,saya punya kebanggaan tersendiri, Bahwa sampuran bala itu adalah Berkah dan Anugrah yg di berikan Tuhan untuk Samosir Khususnya kenegerian sihotang.
Oleh sebab itu sebagai warga rura sihotang kita berterimakasih atas anugrah ini dan patut kiata jaga dan lestarikan bersama.(ps)