Site icon kontroversinews.com

Jumlah pengangguran di Jateng meningkat hingga 2,04 persen

ilustrasi

Solo (Kontroversines.com) – Jumlah Pengangguran di Jawa Tengah (Jateng) meningkat akibat Pandemi COVID-19. Menurut Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah di Jateng terjadi peningkatan jumlah pengangguran hingga 2,04 persen.

“Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus di Jateng ada 1,21 juta pengangguran kemudian mengalami kenaikan 2,04 persen menjadi 3,9 juta pengangguran,” kata Ida saat memberikan sambutan pembukaan Pelatihan Berbasis Kompetensi (BPK) di Balai Latihan Kerja (BLK) Surakarta, Rabu (10/3/2021).

Kenaikan jumlah pengangguran ini, Ida menambahkan, menjadi penyumbang yang cukup serius peningkatan pengangguran pada skala Nasional. Secara Nasional jumlah pengangguran sudah mencapai 9,77 juta orang.

“Pengangguran bertambah karena dampak dari Pandemi COVID-19. Dalam lima tahun terakhir jumlah pengangguran hanya 4,99 persen, tetapi usaha (pengurangan pengangguran) menjadi berantakan dan naik menjadi 7 persen atau 9,77 juta,” terang Menaker Ida.

Selain dihadiri Menaker Ida Fauziyah, pembukaan PBK juga turut dihadiri Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Dirjen Pembinaan dan Produktivitas Kemnaker Budi hartawan, sejumlah pengusaha dan industri di Soloraya, serta para lulusan BLK Surakarta.

Menurut Menaker dampak Pandemi ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga di seluruh dunia dan kondisi ini menjadikan semakin bertambahnya pekerjaan rumah (PR) yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak dari pandemi.

“COVID-19 masih ada dan vaksinasi masih berjalan, pandemi ini menyisakan banyak PR. Dan PR menjadi bertambah dan yang paling banyak terdampak adalah ketenagakerjaan,” ungkapnya.

Ida pun mendorong berbagai pihak untuk turut berkontribusi dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada, salah satunya dengan adanya PBK yang digelar di BLK.

Selain itu, Ida juga meminta dunia industri dan usaha agar menjalin kerjasama dengan BLK guna menampung alumni BLK yang sudah selesai mengikuti pelatihan.

“Haru ada terobosan untuk menangani PR tersebut, dari sisi lain sekarang ini juga eranya industri 4.0 sementara selama ini ketenagakerjaan didominasi tingkat pendidikan SMP ke bawah, ini yang harus direspons di BLK,” ucapnya pada Detikcom.

Menanggapi tingginya pengangguran, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, hal itu masih menjadi PR bersama.***AS

Exit mobile version