MARGAASIH | Kontroversinews – Presiden Joko Widodo meresmikan pembangunan dua terowongan air di Curug Jompong Nanjung, Desa Nanjung, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. Dua terowongan ini dioperasikan sebagai antisipasi terjadi banjir di wilayah Cekungan Bandung yakni Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang.
Menurut dia, kehadiran Terowongan Nanjung di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung merupakan upaya pemerintah mengurangi dampak banjir di Kabupaten Bandung.
“Jika Terowongan Nanjung, Retensi Cieunteng, Retensi Gedebage, Retensi Andir, Sodetan Cisangkuy, dan sebagainya selesai 100 persen maka baru bisa berbicara tentang dampak banjir berkurang,” ujar Jokowi seusai meresmikan Terowongan Nanjung, Rabu ( 29/1/ 2020 ).
Menurut Jokowi, beroperasinya Terowongan Nanjung dan Retensi Cieunteung diklaim sudah memberikan efek nyata dalam pengurangan banjir. Setidaknya, dari 480 hektare luas wilayah yang terdampak pada tahu 2016, kini hanya 80 hektare yang masih terkena dampak.
“Turunnya drastis sekali. Kalau semuanya diselesaikan insha allah kami bisa selesaikan banjir,” ujarnya
Jokowi sendidi menargetkan penanganan banjir di hulu akan diselesaikan pada tahun 2020. Sehingga, pemerintah selanjutnya akan fokus penanganan banjir di wilayah hilirnya.
Penangan banjir di Kabupaten Bandung sendiri, kata dia, memang membutuhkan waktu. Penangan di hulu sendiri membutuhkan waktu tiga tahun.
“Jadi enggak bisa hulunya saja atau hilirnya saja. Semuanya harus ditangani. Oengerjaannya satu-satu. Jadi memerlukan waktu,” ucapnya.
Jokowi pun meminta peran masyarakat dan pemerintah daerah dalam penanganan banjir itu sendiri. Salah satunya yaitu mengenai rehabilitasi lahan kritis dan reboisasi di hulu Sungai Citarum.
“Urusan hulu bukan hanya infrastruktur saja. Tapi saya titip juga rehabilitasi lahan dan rebosiasi juga dikerjakan maksimal. Jangan ada sesuatu hal yang menghambat. Ini perlu percepatan,” kata dia.
Jokowi mengklaim beroperasinya Terowongan Nanjung cukup efektif menangani pengurangan dampak banjir. Setidaknya, sejak beroperasinya terowonhan tersebut ada penurungan jumlah korban banjir.
“Pak Bupati tadi menyampaikan ke saya, sejak ada terowongan ini jumlah pengungsi berkurang menjadi 77 ribu jiwa dari sebelumnya 160 ribu jiwa. Keefektifan terowongan ini sudah terlihat. Kalau semua proyek beres, saya kira persoalan banjir akan tuntas,” katanya. (Lily Setiadarma)