JAKARTA (Kontroversinews.com) – Poster penerimaan mahasiswa baru Universitas Indonesia (UI) menjadi kehebohan di media sosial. Warganet ramai-ramai berkomentar, dari mengkritik keras hingga menertawakan.
Riuhnya kehebohan ini sampai-sampai menjadi trending topic di Twitter. Kicauan soal ‘Sekelas UI’ berseliweran di linimasa pada Selasa (15/6/2021).
Pangkal kehebohan tak lain poster penerimaan maba yang diunggah di akun resmi media sosial UI. Gambar tersebut dianggap warganet mirip dengan poster kematian. “Turut berduka cita atas kepergian para kawan kita yang pergi ke UI. Semoga ilmu, amal, dan ibadahnya diterima di sisi-Nya. Amin. Sekelas UI bisa2-nya ngirim kabar sedih kayak gini,” kata akun Rizky di Twitter.
Komentar di Instagram juga tak kalah riuh. Sebagian besar juga menyamakan poster itu dengan kematian. “Kok kayak meme orang meninggal menyusul teman temannya yang lebih dahulu meninggal ya?,” kata akun Ajriel.
“Min lain kali designnya gausah kahyangan kali ya… pertama kali liat kaget kirain ada yg meninggal :'(,” ucap Tiara. Ada juga netizen yang mengomentari dengan nada kocak. Gara-gara jadi pembicaraan, UI diminta menaikkan gaji pembuat poster itu. “Naikkan gaji desainer grafisnya wkk,” kata Yanyan. Merespons kehebohan tersebut Kepala Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI Amelita Lusia mengaku berterima kasih.
Pada satu sisi banyak yang memberikan perhatian atas unggahan UI. Amelita menyadari banyak yang mengomentar grafis tersebut, baik yang mengkritik maupun memuji. Bahkan berdasarkan media monitoring, banyak pula komentar yang menyebut UI seolah-olah tidak serius dengan gambar ini.
“Barangkali kok ada anggapan UI tidak serius, padahal kami membuat ini, melakukan dengan serius,” ujarnya saat dihubungi iNews.id. Amelita memastikan, poster ini dibuat melalui perencanaan matang. Bahkan perencanaan kali ini lebih panjang dibandingkan poster-poster sebelumnya yang diunggah di media sosial UI.
(Sumber: Inews.id)
Dia juga menegaskan, dalam setiap pembuatan poster atau gambar, UI telah memiliki gaya atau style tersendiri, termasuk pakem dan elemen grafis lainnya. Desain tersebut bagi sebagian besar orang kerap dianggap mainstream.
Karena itu kali ini dicoba desain di luar kebiasaan. “Idenya dengan melihat dengan karakteristik zaman sekarang, yang tentu berbeda dengan ketika saya dulu (mahasiswa) misalnya. Unik, jadi kami mencoba melenturkan (desain tersebut),” ucapnya. ***AS