Bandung | Kontroversinews.- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh insan pers nasional dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2018.
Terkait maraknya berita bohong atau hoax, Aher mengajak masyarakat untuk bersikap tidak peduli atau klarifikasi yang benar.
“Atau istilah Jurnalisme Tabayyun. Hoax itu kan nggak mungkin dibuat oleh media mainstream. Hoax itu pasti dibuat oleh orang-orang yang iseng lewat medsos,” kata Ahmad Heryawan dalam siaran persnya, Jumat.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak kepada masyarakat, bersikap yang tepat terhadap hoax tersebut. Sikapnya adalah membiarkan atau klarifikasi yang benar atau Tabayyun.
“Jangan alih-alih mengklarifikasi malah menyebarluaskan,” ajak Aher.
Ia mengatakan tugas media mainstream ketika ada ujaran hoax harus menjelaskan karena pada akhirnya berita-berita yang disampaikan media mainstream tersebut seringkali mudah dipercaya oleh masyarakat.
“Para wartawan di berbagai tempat berfungsi sebagai kelompok yang mengklarifikasi berita-berita hoax. Dicari sumbernya, kemudian diteliti dengan cover all side, kemudian hasil penelitian dan cover all side tersebut diberitakan ulang lewat media mainstream, dijelaskan bahwa berita itu hoax,” ujar Aher.
“Jadi, berita hoax tersebut di-counter dengan berita yang benar berdasarkan penelusuran cover all side dan kemudian disebarluaskan oleh media mainstream. Selesai urusan,” lanjut dia.
Pada peringatan HPN 2018, Gubernur Aher menjadi keynote speaker dalam Rapat Pengurus Pusat Pleno (RPPP) ke-4/Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) di Hotel Aryaduta Palembang.
“Kita harap pers semakin independen, kritis terhadap masalah-masalah sosial dan pemerintahan. Dan kita juga ingin pers semakin mendidik warga negara untuk tahu hak-haknya. Untuk tahu situasi negaranya, supaya warga juga bisa memberikan saran kepada para pihak,” kata dia.
Sebagai media, fungsi pers juga diharapkan semakin bisa memberikan hiburan berkualitas untuk bangsa ini.
Ia mengatakan harus ada keseimbangan antara sikap kritis atau mendidik, membangun, dan menghibur.
“Jadi, jangan sampai terlalu berat di kritiknya. Tapi kemudian pada porsi pembangunannya, harus memberikan informasi lengkap tentang sesuatu yang memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat, juga menghadirkam berita-berita yang menghibur sekaligus mendidik,” ujar Aher.
Sumber: antara