JAKARTA (Kontroversinews.com) – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan ketersediaan tabung oksigen di Ibu Kota untuk menunjang kesehatan pasien COVID-19 masih tercukupi. Hanya saja, Anies mengakui bahwa distributor oksigen di Jakarta kekurangan kendaraan serta tenaga sumber daya manusia (SDM) untuk mendistribusikan tabung oksigen ke rumah sakit di Jakarta.
Anies sebelumnya telah melakukan rapat koordinasi bersama para distributor oksigen Jakarta pada Jumat (25/6) “Mereka menyampaikan bahwa pasokannya cukup, tapi kekurangan kendaraan dan personalia untuk mendistribusikannya. Karena biasanya mereka tidak mendistribusikan dengan volume sebanyak ini,” kata Anies saat ditemui di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta Pusat, Senin (28/6/2021), seperti dikutip Antara.
Dengan kondisi DKI Jakarta yang tengah menghadapi gelombang pasien COVID-19 tertinggi selama pandemi, kebutuhan oksigen meningkat hingga 2-3 kali lipat dari biasanya. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta menyiasati distribusi oksigen dengan cara mengerahkan kendaraan serta SDM dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Bina Marga, hingga Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta.
“Jadi, akhirnya kami dari Pemprov yang menjemput, mengantarkan dan kalau yang kurang, kami antarkan ke tempat produksi lagi. Dengan cara begitu, maka pasokan oksigen di rumah sakit-rumah sakit Jakarta bisa terpenuhi,” kata Anies dilansir dari kompas.com.
Sekretaris Jendral (Sekjen) Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka, Yoyon, sebelumnya menyebutkan, penjualan oksigen di pasar kawasan Jakarta Pusat itu meningkat seiring dengan tingginya angka Covid-19 di Ibu Kota. Bahkan, sejak dua hari lalu stok tabung oksigen di pasar yang menjual berbagai keperluan medis ini sudah ludes diserbu warga untuk anggota keluarganya yang terpapar virus corona.
“Untuk oksigen dua sampai tiga hari terakhir ini memang sudah kosong terutama hari ini, Jumat tuh masih ada satu dua, Sabtu Minggu tuh benar-benar kosong,” ujar Yoyon saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/6/2021).
Yoyon mengungkapkan, para pedagang di Pasar Pramuka juga telah menerapkan sistem pembatasan penjualan. Satu pembeli hanya boleh membeli satu tabung oksigen. Namun, tetap saja, tabung yang ada kurang dibandingkan jumlah pembeli yang masih mencari.
“Banyak yang beli, kemudian membelinya mendadak bersamaan datangnya, sementara di kami enggak pernah nyetok banyak kalau tabung oksigen ini,” ujar dia.
Pedagang tidak menyetok karena sejumlah alasan. “Pertama, memakan tempat. Yang kedua, memang berat. Ya sengaja kawan-kawan (pedagang) ini stok sekitar 10-20 tabung,” ujar dia. ***AS