Site icon kontroversinews.com

Ferry Sofwan Arif, rencananya Jalur Tengah Selatan Jabar akan membentang sepanjang 321,26 kilometer

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat, Ferry Sofwan Arif.

Bandung (Kontroversinews.com) – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat, Ferry Sofwan Arif, mengatakan rencananya Jalur Tengah Selatan Jabar akan membentang sepanjang 321,26 kilometer, dengan posisi membentang dari barat ke timur, di antara Jalur Tengah Jabar dan Jalur Pantai Selatan Jabar.

Dasar pemikiran pembangunan Jalur Tengah Selatan Jabar ini adalah karena di Jawa Barat bagian selatan sudah ada Jalur Pantai Selatan, kemudian di jalur yang paling tengahnya adalah Jalur Tengah yang lama, yakni jalur Sukabumi-Bandung-Banjar.

“Tetapi, jarak antara Jalur Pantai Selatan dengan Jalur Tengah itu hampir antara 75 kilometer sampai 100 kilometer jaraknya. Jadi masyarakat yang di jalur tengah ini mau ke Jalur Tengahnya jauh, mau ke Jalur Selatannya jauh. Dari situ awalnya untuk membangun Jalur Tengah Selatan,” katanya.

Jalur baru ini, katanya, bertujuan mempermudah masyarakat mengakses kawasan tengah dan selatan Jabar, di antaranya untuk perekonomian, pendidikan, dan kesehatan.

Contohnya, untuk mengakses Rumah Sakit Jampangkulon dan Pameungpeuk.

“Inilah dasar hal tersebut diajukan awalnya kepada Menkomarves, kemudian didorong menjadi usulan Pemprov Jabar dalam rapat kemarin Rabu. Saat rapat koordinasi Gubernur melalui Bappenas, diajukan juga ke Bappenas,” katanya.

Ferry mengatakan dari Kabupaten Sukabumi sampai Kabupaten Ciamis atau dekat Kota Banjar, panjang jalur ini sekitar 321 kilometer. Harapannya adalah kalau APBN bisa mendanai pembangunan ini, Pemprov Jabar dan pemerintah kabupaten kota tidak akan terlalu berat membiayai pembangunannya.

“Untuk membangunnya, jadi jalan eksisting yang sudah ada itu ada sebagian kecil jalan provinsi, sebagian jalan kabupaten kota, dan banyaknya adalah jalan desa. Sehingga ada ketentuan untuk jalan provinsi dari sisi lebar jalan, daerah milik jalan, itu ada ketentuan. Maka harus diperlebar jalan desa ini,” katanya.

Ferry mengatakan berdasarkan perkiraan kasar, pembangunan jalan ini memakan anggaran lebih dari Rp 3 triliun, belum termasuk pembebasan lahan.

Pihaknya pun meminta pemerintah kabupaten dan kota yang terkait untuk sama-sama mempersiapkan diri kalau APBN 2022 bisa mendanai proyek tersebut.

Hal ini sama seperti pembangunan Jalur Pantai Selatan Jabar yang menghubungkan Sukabumi-Pangandaran, yang juga dibangun bertahap.

“Kalau sudah diakses oleh pemerintah pusat melalui Bappenas dan Kemenkomarves, ada kepastian bagi Provinsi Jabar bahwa APBN akan turun, ini yang paling penting. Poin pentingnya adalah konsen dan perhatian pemerintah pusat, kabupaten kota, dan provinsi di Jalur Tengah Selatan ini,” katanya.

Ferry memperkirakan jalur ini akan dimulai dari Palabuhanratu di Kabupaten Sukabumi, kemudian menuju pertengahan Surade, menuju pertengahan Cidaun-Cianjur, kemudian melewati Ciwidey dan Pangalengan, dilanjutkan ke Cikajang dan selatan Tasikmalaya, kemudian ke Ciamis, berdekatan dengan Kota Banjar.

“Jadi kecamatan yang dilaluinya memang bukan kecamatan yang selama ini kita ketahui ada jalurnya. Misalnya itu dari daerah Sukabumi atau daerah Cianjur, itu antara Cianjur dengan Cidaun, kemudian baru nyambung ke arah Ciwidey dan masuk ke wilayah Pangalengan, tapi bukan jalur yang ada sekarang, mungkin ada wilayah perkebunan dan sebagainya, dari Pangalengan nanti ke wilayah sekitar Cikajang, dari situ baru ke arah Tasikmalaya, masuk ke wilayah Kabupaten Pangandaran dan Ciamis, bukan jalur yang sudah ada,” katanya dilansir dari tribunjabar.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memaparkan program strategis Rebana Metropolitan, Bandung Raya, sampai Jalur Tengah Selatan Jabar, di hadapan Menteri PPN/Bappenas RI. ***AS

 

Exit mobile version