JAKARTA (Kontroversinews.com ) – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia harus berjalan tepat waktu.
Hal tersebut diminta Erick usai Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) melakukan penandatanganan Heads of Agreement (HoA) dengan Konsorsium Baterai asal Korea Selatan, LG Group. Dalam proses kerja sama itu, konsorsium BUMN menargetkan nilai investasi sebesar USD9,8 miliar.
“Ini harus berjalan tepat waktu, bila mungkin malah dipercepat. Indonesia sangat serius,” ujar Erick, Kamis (6/5/2021).
Erick mengatakan, sejumlah Gubernur di sejumlah daerah sudah memutuskan untuk membuat mobil listrik, khususnya bus dan kendaraan umum. Targetnya, penggunaan kendaraan ramah lingkungan tersebut mulai digunakan pada 2021 ini.
“Bahkan Indonesia akan membangun ibukota baru di Kalimantan yang semuanya juga menggunakan mobil listrik,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama Industri Baterai Indonesia Toto Nugroho menyebut, pihaknya akan berkonsolidasi dengan Konsorsium Korea Selatan untuk menentukan target-target penyelesaian proyek.
“Kami sangat mengapresiasi keseriusan pemerintah, khususnya Kementerian Investasi/m atau BKPM dan Kementerian BUMN yang terus mendorong terlaksananya realisasi proyek strategis ini,” katanya.
IBC sendiri terdiri dari empat BUMN yaitu Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam). Holding pertambangan tersebut memiliki mandat khusus untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Melansir dari Okezone, penandatanganan HoA ini menjadi sinyal positif bahwa produsen baterai asal Korsel itu akan segera merealisasikan proyek industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Penandatanganan ini merupakan hasil tindak lanjut pertemuan Presiden Moon Jae In dengan Presiden Joko Widodo di Busan, di Korea Selatan pada 25 November 2019 serta Memorandum of Understanding (MoU) BKPM-LG Group yang ditandatangani oleh Kementerian Investasi atau BKPM dan CEO LG Energy Solution pada 18 Desember 2020 di Seoul, Korsel.