NEW YORK (Kontroversinews.com) – Dolar AS melemah ke posisi terendah dalam satu minggu terakhir terhadap sekeranjang mata uang pada perdagangan Senin. Dolar AS melemah karena Wall Street mencapai rekor tertinggi dan imbal hasil Treasury bertahan di bawah tertinggi baru-baru ini.
Dolar AS turun 0,40% terhadap sekeranjang mata uang menjadi 92,59. Penurunan ini dalam dari level tertinggi 93,44 pada perdagangan sebelumnya.
Penurunan dolar ini bahkan setelah data pekerjaan AS yang menguat sehingga dapat menunjukkan bahwa sebagian besar prospek diperkirakan bullish, setidaknya untuk jangka pendek.
“Fakta bahwa kami tidak menguji tertinggi baru (dalam imbal hasil) tepat setelah non-farm payrolls pada Jumat menunjukkan bahwa mungkin beberapa dari optimisme ekonomi AS ini sudah diperkirakan,” kata Ahli Strategi FX UBS, Vassili Serebriakov, dilansir dari Reuters, Selasa (6/4/2021).
“Investor pun harus sedikit berhati-hati dalam menafsirkan gerakan ini karena sebagian besar dunia masih tutup karena liburan,” sambungnya.
Greenback telah menguat pada perdagangan Jumat setelah data menunjukkan bahwa ekonomi AS menciptakan lapangan kerja paling banyak dalam tujuh bulan di Maret 2021. Lebih banyak orang Amerika yang divaksinasi dan bantuan stimulus pandemi , membuat kinerja ekonomi tahun ini menguat.
Dilansir dari Okezone, Euro naik 0,50% menjadi USD1,1811. Sterling naik 0,57% menjadi USD1,3903. Dolar Australia, yang biasanya naik saat selera risiko kuat, naik 0,78% menjadi USD0,7653.
Data pada Senin menunjukkan bahwa ukuran aktivitas industri jasa AS melonjak ke rekor tertinggi pada Maret di tengah pertumbuhan yang kuat dalam pesanan baru.
Greenback umumnya meningkat karena penguatan saham selama beberapa bulan terakhir. Namun sekarang Investor mengamati apakah hubungan itu berlanjut karena mengindikasikan pergeseran dalam bagaimana mata uang merespons untuk meningkatkan selera risiko.***AS