RANCABALI (Kontroversinews.com) – Adanya instruksi dari Bupati Bandung, HM Dadang Supriatna terkait penutupan objek wisata di wilayah Pasirjambu, Ciwidey, Rancabali (Pacira) membuat pelaku kepariwisataan gagal “panen”. Jadi dengan adanya masa libur lebaran, seharusnya bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
Cluster Manager Ciwidey Perhutani, Trisna Mulyana mengatakan bahwa akibat adanya penutupan wisata, pada Sabtu malam (15/5), ada sebanyak 50 mobil dan 100 motor wisatawan yang terpaksa diputarbalikkan saat hendak berwisata ke Ranca Upas. Target Rp400 juta perhari untuk wisata Ranca Upas dan Kawah Putih, lanjut Trisna, juga tidak dapat tercapai.
“Kelebihan objek wisata Rancaupas, karena areanya tidak hanya satu wahana saja, jadi pengunjung menyebar, jadi tidak terkonsentrasi di satu wahana saja, ada camping, selfi dan lainnya. Jumlah kunjungan 2.000 orang dari kapasitas 4.000 orang,” ungkap Trisna di Rancabali, Minggu (16/5).
Sementara menurut Duty manager objek wisata Kawah Putih, Ari Kurniawan menuturkan bahwa saat libur lebaran sudah mulai terjadi peningkatan jumlah kunjungan, dimana didominasi oleh pengguna sepeda motor. Kata Ari, pada H+2 lebaran atau tepatnya pada Sabtu (15/5) jumlah kunjungan sebanyak 2.000 orang.
“Kalau target masih jauh dari harapan, kalau enggak salah target kami di bulan Mei sekitar Rp4 miliar, tapi kemarin kita cuman dapat Rp65 juta, biasanya sehari libur panjang bisa di Rp200 juta,” tutur Ari.
Ari merasa bahwa pihaknya sudah menerapkan protokol kesehatan, dimulai dari internal objek wisata Kawah Putih, dan dari pihak eksternalnya yaitu kementerian sudah memberikan sertifikat Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan) atau CHSE kepada Kawah Putih. Bahkan tes rapid antigen terhadap pengunjung secara acak juga sudah dilaksanakan.
“Indikatornya dari zona, ketika zona merah maka tutup semua. Harapannya, untuk wisata yang menerapkan prokes dengan baik, jangan sampai terkena imbas (ditutup), kita juga berharap tidak ada cluster baru di wisata makanya menjaga sekali terkait prokes,” papar Ari.
Kepala Unit Agro Wisata Walini, H. Ade Yuyun Rahayu mengatakan bahwa kebijakan menutup seluruh objek wisata yang ada di wilayah Pacira pada Minggu (16/5) membuat objek wisata mengalami kerugian. Kata Ade, seharusnya libur lebaran menjadi masa panen bagi pariwisata. Ade berharap penutupan itu tidak berlangsung lama.
“Biasanya dalam momen H+1 sampai H+10 lebaran kami panen dan omset bisa mencapai Rp1,2 miliar. Kemudian dengan adanya penyekatan jalan, berimbas terhadap resort, yang sudah booking terpaksa kami cancel, ada 24 pemesan sudah di cancel,” pungkas Ade. ( Lily Setiadarma )