Site icon kontroversinews.com

Sepatu Sneakers Yang Cukup Tren dan Ramah Lingkungan di Indonesia

Ilustrasi sepatu. (Sumber: Pexels)

JAKARTA (Kontroversinews.com) – Belakangan ini, gerakan cinta lingkungan semakin gencar. Produk ramah Lingkungan dan bisa didaur ulangpun mulai banyak bermunculan. Bukan melulu soal buang sampah atau memilah sampah, gerakan ramah Lingkungan  juga mulai merambah ke dunia fesyen seperti sepatu.

Meski tidak sebanyak baju atau pakaian, tiap orang biasanya punya lebih dari sepasang sepatu, ada yang punya dua, tiga, atau bahkan puluhan koleksi sepatu. Kalau sudah tak terpakai atau rusak, sepatu biasanya dibuang dan menjadi sampah.

Untuk itu, ada beberapa mereka sepatu yang mulai menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Bukan hanya di luar negeri, di Indonesia juga ada sejumlah produsen yang memproduksi sepatu. Salah satunya adalah CDE. Mereka merupakan produsen sneakers yang cukup gencar menggalakkan gerakan perubahan lingkungan.

Sepatu-sepatu di CDE dibuat dengan bahan-bahan daur ulang yang didesain secara khusus agar dapat terurai dengan mudah. Didirikan pada 2016 oleh William Gunawan, awalnya mereka menjual sepatu konvensional. Namun pendangannya berubah saat menyaksikan film dokumentasi bertajuk The True Cost di Netflix.

“Film ini benar-benar membuka mata saya tentang dampak sosial serta lingkungan dari industri alas kaki. Awalnya saya kira film itu melebih-lebihkan aspek pencemaran terhadap lingkungan. Namun apa yang dibahas dalam film tersebut terus mengiang dalam kepala saya,” ungkap William.

“Tumpukan sampah produksi di pabrik saya sangatlah banyak hingga saya harus membayar tukang sampah secara khusus untuk mengangkutnya, Waktu saya tanya ke mereka, katanya ternyata sebagian sampah yang tidak bisa dibuang ke TPU tapi dibuang ke hutan atau tengah tambak. Dari situ saya kaget, dan langsung jadi merasa bersalah,” tambahnya.

Sedikit-demi sedikit matanya mulai terbuka akan dampak negatif dari usaha yang dialaninya. Tapi ia tidak rela bila harus berhenti dan menutup pabrik sepatu miliknya. Akhirnya William memutuskan untuk mulai dari nol dengan membentu brand baru, yaitu CDE. Usahanya ternyata berjalan dengan lancar dan sukses. Meski begitu semuanya tidak selalu berjalan mulus karena banyak juga tantangan yang dihadapi.

Mengutip dari Liputan6, Menurut William, yang pertama adalah biaya. Menggunakan bahan yang lebih baik otomatis perlu biaya yang lebih tinggi, mulai dari bahan kulit yang lebih ramah lingkungan. lem berbahan alami, sol karet, semuanya itu lebih tinggi biayanya dibanding bahan sepatu konvensional.***AS

Exit mobile version