Site icon kontroversinews.com

Bupati: Saat ini Banyak Pelaku UMKM Jadi Binaan Minimarket

Kab Bandung | Kontroversinews.-Keberadaan pasar modern, terutama minimarket merupakan peluang besar bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah untuk melebarkan pangsa pasar. Namun hal itu harus didukung upaya para pelaku dalam meningkatkan daya saing mereka.

Bupati Bandung Dadang M. Naser mengatakan, saat ini sudah banyak pelaku UMKM yang terserap menjadi binaan minimarket. “Namun sebagian besar dari mereka masih berada di luar, berjualan dengan gerobak,” ujarnya saat membuka Seminar UMKM bertajuk “Meningkatkan Daya Saing UMKM Melalui Inovasi dan Kreatifitas” di Gedung Dewi Sartika, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (20/9/2018).

Menurut Dadang, hal itulah yang selama ini menjadi kendala berkembangnya UMKM, termasuk di Kabupaten Bandung. Padahal sejauh ini, peran UMKM di Kabupaten Bandung sudah sangat besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi.

“Berdasarkan data dari akademisi Unpad, LPE Kabupaten Bandung berada di atas rata-rata Jawa Barat. Data kami pun menunjukan bahwa pertumbuhan UMKM mampu menekan angka pengangguran dari 13 persen sejak pertama saya jadi bupati, menjadi sekitar 3,7 persen saat ini,” tutur Dadang.

Menurunnya pengangguran berkat menjamurnya UMKM, diakui Dadang sebagai pemicu berkurangnya pengangguran. Namun sayang hal itu belum bisa menekan angka kemiskinan yang saat ini masih berada di angka 7 persen.

Dadang menambahkan, kontradiksi itu terjadi karena tingkat pendapatan pelaku UMKM masih berada di bawah upah minimum kabupaten. Hal itu tentu berkolerasi dengan akses para pelaku UMKM terhadap pasar.

Menurut Dadang, perluasan pasar sebenarnya bisa dilakukan oleh pelaku UMKM jika produk mereka bisa dipasarkan di dalam pasar modern, setidaknya minimarket dengan jumlah gerai yang banyak dan tersebar di berbagai wilayah.

Untuk itu, Dadang menilai para pelaku UMKM harus lebih dulu meningkatkan daya saing mereka melalui inovasi dan kreatifitas. Selain itu, mereka pun harus bisa mengelola permodalan dengan baik.

“Jangan sampai pasokan tak bisa memenuhi permintaan, karena sering terhenti akibat kekurangan modal. Selain itu kualitas produk juga harus dijaga baik,” kata Dadang.

Sementara itu Development Manager Indomaret Kabupaten Bandung Oswaldz Samuel Nababan mengatakan, pihaknya saat ini sudah membina banyak UMKM di Kabupaten Bandung. Bahkan tak sedikit bantuan yang sudah dikucurkan kepada para pelaku melalui program CSR.

Meskipun demikian, Oswaldz tak menampik jika dari ratusan UMKM tersebut baru sepuluh yang sudah bisa memasarkan produk mereka di dalam gerai. Sementara sisanya masih berjualan di luar gerai dengan menggunakan gerobak.

Hal itu tak lepas dari belum bisanya para pelaku UMKM memenuhi kriteria yang disyaratkan agar bisa menjadi pemasok produk di dalam gerai minimarket. “Sesuai ketentuan pemerintah, syaratnya adalah memiliki label halal dan sertifikasi BPOM,” ujarnya

Selain itu, penggunaan kemasan yang baik tentunya menjadi pendukung produk tersebut bisa bertahan lama di dalam gerai. Kemasan yang baik pun tentunya bisa menjadi daya tarik bagi konsumen untuk melirik dan membeli produk tersebut.

Belum banyaknya pelaku UMKM yang paham terhadap kriteria tersebut pun membuat Indomaret tak tinggal diam. “Kami beberapa kali menggelar seminar seperti ini agar pelaku UMKM bisa memahami kriteria dan syarat agar produk mereka memiliki daya saing dan bisa dipajang di dalam gerai,” kata Oswaldz. (Lily Setiadarma)

Exit mobile version