BANDUNG (Kontroversinews.com) – Usai angin puting beliung menerjang Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung pada Minggu (29/3) sekitar pukul 16.00 WIB, Pemerintah Kabupaten Bandung tengah mengupayakan penggantian kerugian yang ditimbulkan.
“Itu yang akan kita upayakan ada penggantian (kerugian) dari pemerintah,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, H. Akhmad Djohara M.Si., saat wawancara melalui telepon, Senin (29/3).
Akhmad menjelaskan bahwa puting beliung itu terjadi pada sore hari menjelang maghrib. Awalnya ada tanda-tanda awan tebal dan saat itu sedang terjadi hujan. Diluar dugaan, lanjut Akhmad, muncul angin puting beliung yang cukup besar dan merusak beberapa bangunan rumah, warung hingga sekolah yang ada di Kecamatan Cimenyan khususnya di Desa Mekarsaluyu, Desa Ciburial dan Desa Cimenyan.
“Masyarakat yang mengungsi tentu ada, karena memang ada yang rumahnya rusak cukup berat. Jadi mereka mengungsi dulu, ada yang di kantor desa, ada yang ke tetangga atau di saudara terdekat,” jelas Akhmad.
Masyarakat sendiri sudah bergotong royong untuk memperbaiki rumah-rumah yang rusak, sementara dari BPBD Kabupaten Bandung sendiri sudah menerjunkan tim untuk menghitung dan menaksir rumah-rumah yang terdampak dan sampai sejauh mana tingkat kerugiannya. Kata Akhmad, itu harus dihitung secara cermat.
BPBD Kabupaten Bandung sendiri sudah menetapkan status siaga darurat ini hingga 31 Maret mendatang. Jadi, pada tahun 2020 itu tanggap darurat bencana itu ditetap sejak 1 April, sehingga menjelang 1 April ini masyarakat diminta untuk berhati-hati.
“Ini sangat terkait. Jadi bencana hidrometeorologi itu ya bentuknya ada banjir, longsor, banjir bandang, angin puting beliung. Disini rata-rata tingkat curah hujan sangat tinggi, sehingga kita harus berhati-hati dalam menyikapi persoalan ini,” tutur Akhmad.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, H. Maulana Fahmi meminta para korban dirawat dan ditangani dengan baik. Disamping itu, harus ada gedung-gedung pengungsi atau tenda dan dapur-dapur umum yang tersedia.
“Dinas kesehatan harus juga memastikan ada logistik untuk memastikan protokol kesehatan di sekitar lokasi bencana,” kata Fahmi usai meninjau lokasi bencana angin puting beliung di Desa Mekarsaluyu, Cimenyan, Senin (29/3).
Kedua, Fahmi meminta keakuratan data korban, termasuk tingkat kerusakan fasilitas-fasilitas publik termasuk juga rumah-rumah warga. Katanya, ini sangat penting sebagai dasar agar Pemerintah Kabupaten Bandung bisa menganggarkan dari anggaran belanja tidak terencana.
“Nanti programnya bisa masuk apakah di BPBD kan ada programnya, kita nanti lihat anggarannya mencukupi atau tidak dan mungkin juga Dinas Perkimtan bisa intervensi melalui program rutilahunya,” papar Fahmi.
Jadi, yang terpenting pada saat ini adalah assessment data korban kemudian kerusakannya, lanjut Fahmi, agar nantinya setiap langkah dari pemerintah akan tepat sasaran dan dana yang terdistribusi ke masyarakat bisa merata.
“Insya Allah mengenai anggaran yang dari biaya tak terduga (BTT) itu bisa saja, tapi kan itu ada syaratnya bahwa itu nanti diputuskan dalam musyawarah dengan Bupati, mungkin ya,” pungkas Fahmi. (Lily Setiadarma)