Site icon kontroversinews.com

Alasan Karena Penyebaran Covid, Festival Tuak di Samosir Digagalkan

Festival Tuak di Samosir. (Foto: Facebook/Togu Simorangkir)

SAMOSIR (Kontroversinews.com) – Festival Tuak yang sedianya dilaksanakan pada 4-5 Juni 2021 di Sipinggan Beach, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir berakhir batal.

Event ini kandas setelah panitia kegiatan mendapat surat larangan kerumunan oleh Satgas Covid-19 Kabupaten Samosir.

Ketua Panitia, Septian Nainggolan mengatakan kebijakan Satgas Covid-19 Kabupaten Samosir begitu mengecewakan.

Pasalnya, sebelum event dilaksanakan, pihaknya sudah meminta izin melaksanakan kegiatan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

“Sebenarnya kita sudah kirimkan surat untuk melaksanakan event ini, dan diizinkan. Tapi kemarin, Jumat (4/6/2021), pihak Satgas Covid-19 datang dan meminta kegiatan dibubarkan,” kata Septian.

Ia pun menyayangkan mengapa saat kegiatan sudah dibuka, di situs Pemkab Samosir dalam hal ini Satgas Covid-19 Kabupaten Samosir datang dan membubarkan kegiatan.

Padahal persiapan mereka sudah sedari 3 bulan yang lalu.

Septian menyebut, pihaknya sempat berkomunikasi dengan Satgas Covid-19 Kabupaten Samosir mencari solusi agar event tetap dilaksanakan dengan arahan protokol kesehatan langsung oleh Satgas Covid-19 sendiri.

Namun opsi itu juga tak mendapat kesepakatan.

“Kita sudah bilang, bagaimana kalau Satgas di sini, dan kegiatan tetap berlangsung. Tapi nggak cocok juga. Katanya angka sebaran Covid-19 di Pulau Samosir sedang tinggi. Sejauh ini, sebagai warganegara yang baik, kita pun menuruti,” katanya.

Mengutip dari Tribunnews.com, Septian mengatakan event ini menjadi kegiatan bertemunya para paragat (petani aren) yang ada di 7 kabupaten sekitar Danau Toba untuk bertukar gagasan dalam mengembangkan minuman adat khas Batak tersebut.

Tetapi, karena sudah ada permintaan dari Satgas Covid-19 Kabupaten Samosir, mau tak mau mereka membubarkan diri.

Panitia Festival Tuak sendiri sudah mengirimkan surat tuntutan ke Pemkab Samosir.

Sebab pembatalan event ini merugikan para paragat dan panitia yang sudah jauh-jauh hari menyiapkan acara.

“Kita undang paragat dari 7 Kabupaten dengan jumlah paragat sekitar 30 orang.  Karena ada pembatalan ini, mereka pulang. Kita sudah kirimkan surat tuntutan ke Pemkab,” katanya seraya berharap ada pertemuan untuk membahas ganti rugi mereka.

Sementara itu, pegiat literasi yang juga terlibat dalam Festival Tuak – Togu Simorangkir menilai pembatalan event bernuansa politis. Ia menduga ada agenda Gubernur Sumatera Utara sehingga event mereka diminta berhenti.

“Ini politik. Karena Gubsu sempat kan larang tuak. Karena ada Festival Mangga Toba 2021 di Silimallombu sebelumnya, tapi nggak dibubarkan. Ini apa karena tuak, makanya kita dibubarkan? Mungkin kalau aren boleh,” ujar Togu mengakhiri. ***AS

Exit mobile version