JAKARTA (Kontroversinew.com) – Pencarian 25 anak buah kapal (ABK) KM Hentri di antara perairan Pulau Tanimbar Kei, Maluku Tenggara dan Pulau Yamdena, Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku resmi dihentikan.
Dengan penutupan itu 25 ABK yang hilang pun belum diketahui nasibnya.
“Setelah dilakukan penambahan waktu tiga hari pencarian serta dilakukannya evaluasi namun tidak ada tanda-tanda 25 ABK yang dicari maka operasi SAR ditutup,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Badan SAR Nasional (Basarnas) Ambon Mustari di Ambon, Selasa (21/09/21).
Melansir dari Cnn Indonesia, Kapal pencari cumi ini berangkat dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta pada 15 Agustus 2021 dengan POB (Person on Boat) 32 orang tujuan Merauke (Papua), namun mengalami musibah saat melintasi kawasan antara perairan Pulau Tanimbar Kei dan Pulau Yamdena pada 3 September 2021.
Musibah ini baru diketahui Basarnas Ambon pada 8 September 2021 ketika lima ABK yang selamat dan terapung-apung di laut selama tiga hari ditolong kapal pencari telur ikan terbang. Lima ABK itu kemudian dievakuasi ke Pulau Tanimbar Kei.
Tim SAR gabungan mulai dikerahkan untuk melakukan operasi pencarian sejak 8-14 September 2021, namun belum ada tanda-tanda terkait dengan 25 ABK yang dinyatakan hilang.
Basarnas Ambon memperpanjang masa operasi pencarian selama tiga hari, tetapi hasilnya tetap nihil. Dia mengatakan Basarnas Ambon kembali menambah waktu tiga hari untuk melakukan upaya koordinasi dengan masyarakat dan instansi terkait di Maluku Tenggara maupun Kabupaten Kepulauan Tanimbar sejak 18-20 September 2021, tetapi tidak ada informasi tentang 25 ABK itu.
Dia menyebut dalam peristiwa nahas ini lima ABK dinyatakan selamat, dua lainnya dilaporkan meninggal dunia ketika kapal terbakar, sedangkan 25 ABK lain yang sama-sama melompat ke laut tidak diketahui nasibnya. ***AS