SOREANG | Kontroversinews – Ada 326 SMP Negeri dan Swasta, 7 SMP Terbuka dan 22 MTS akan menjadi penyelenggara Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada April 2020 mendatang.
Kepala Seksi Kurikulum SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Dra. Hj. Eulis Yuliawati, M. M.Pd mengungkapkan, terkait dengan hal tersebut, kata dia, Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung saat ini sedang bersiap diri agar pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2020 di Kabupaten Bandung berjalan sukses.
Menurut Euis Yuliawati, ada 4 kegiatan yang digelar terkait persiapan kegiatan UNBK tersebut. Pertama, memastikan kesiapan teknis aplikasi UNBK yang ada di lapangan. Kedua, membiasakan siswa dalam mengimplementasikan aplikasi UNBK. Ketiga, menguji coba AKN (Assesment Kompetensi Minimum) bagi guru-guru, karena UNBK 2020 akan menjadi yang terakhir, dimana kedepannya akan digantikan oleh AKN.
“Untuk persiapan IT, sudah kita persiapkan penanggung jawab teknis UNBK, yang nantinya akan bertanggung jawab secara teknis terkait sinkronisasi server, mengatur sesi server dan sebagainya,” ungkap Eulis saat wawancara di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Soreang, Rabu (26/2).
Jumlah peserta yang akan melaksanakan UNBK pada April mendatang sebanyak 55.347 terdiri dari 42.686 SMP reguler , 128 peserta SMP Terbuka dan 12.533 peserta MTS .
Di jelaskan Hj. Eulis Selain memantapkan kesiapan teknisnya, Disdik Kabupaten Bandung juga berkoordinasi dengan Disdik Provinsi Jawa Barat. Disdik Provinsi Jawa Barat sendiri akan menjamin pelaksanaan UNBK 2020 dapat digelar dengan sukses.
“Kepada sekolah yang belum memiliki fasilitas komputer untuk UNBK bisa bergabung dengan sekolah terdekat,” sambung Euis.
Selain berkomunikasi dengan Disdik Provinsi Jawa Barat, pihaknya juga melakukan komunikasi dengan stakeholder lainnya, seperti PLN terkait dengan penyediaan aliran listrik dalam menunjang pelaksanaan UNBK 2020. Selain itu juga, Kepolisian berkaitan dengan keamanan di sekolah.
“Termasuk juga sedang dipikirkan rencana jika terjadi bencana pada sekolah, misalnya terjadi banjir kemudian listrik dimatikan, maka harus ada lokasi yang bisa dijadikan tepat untuk evakuasi para siswa. Intinya jangan sampai bencana menjadi penghambat dalam pelaksanaan UNBK,” jelas Eulis.
Terakhir, Eulis berharap kepada pengurus sekolah untuk lebih intens berkomunikasi dengan penanggungjawab teknis UNBK, agar dapat segera menyelesaikan permasalahan yang datang. Selain itu juga, motivasi wajib terus diberikan untuk para siswa dan para guru.
“UNBK pada hakikatnya adalah membiasakan peserta didik memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran,” pungkas Eulis. (Lily Setiadarma)
Dra. Eulis Yuliawati M.MPd