Site icon kontroversinews.com

25 April Hari Malaria, Ayok Kenali Penyebab dan Gejalanya

(Foto/alodokter.com)

JAKARTA (Kontroversinews.com) – Saban 25 April diperingati sebagai Hari Malaria. Malaria adalah sebuah penyakit serius yang ditularkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit. Penyakit ini bisa jadi fatal jika tak diobati segera, bahkan bisa meregang nyawa.

Malaria juga jadi salah satu penyakit endemik di Indonesia. Beberapa wilayah di Indonesia tercatat memiliki tren kasus malaria yang tinggi.

Data Kementerian Kesehatan RI pada 2020 mencatat adanya penurunan angka kasus malaria dalam kurun waktu satu dekade, 2010-2020. Berdasarkan annual parasite incidence (API) atau jumlah penderita malaria per seribu penduduk pada sebuah populasi cenderung menunjukkan penurunan sejak 2010 di angka 1,96 (465.764 kasus), tahun 2015 API 0,85 (217.025 kasus), dan tahun 2020 API 0,87 (235.780 kasus).

Kendati ada penurunan, kasus malaria di wilayah timur Indonesia seperti Papua, Papua Barat, Maluku, dan NTT masih terbilang tinggi.

Direktur P2PTVZ Kemenkes Didik Budijanto mengakui adanya beberapa hambatan di lapangan dalam mengatasi kasus malaria di wilayah timur Indonesia, seperti tata laksana kasus yang terlambat dan distribusi, edukasi, ke masyarakat.

“Kita lihat di wilayah timur itu tren kasusnya masih tinggi dibanding wilayah lain, beberapa faktor berpengaruh seperti tata laksana pengobatan kasus malaria yang belum optimal di sana, dan juga distribusi kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk yang terhambat. Edukasi kepada masyarakat juga penting. Namun, karena pandemi Covid-19, ada sedikit kesulitan,” kata Didik dalam diskusi daring, Jumat (23/4).

Karena bisa mengancam nyawa, sebaiknya Anda tidak menganggap ringan penyakit endemik satu ini.

Bagaimana malaria menular?

Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi parasit Plasmodium falciparum, P. vivax, P. ovale, dan P. malariae. Hanya nyamuk Anopheles infektif yang dapat menularkan malaria.

Menurut Centers for Disease Control dan Prevention (CDC), nyamuk yang infektif memiliki air liur yang mengandung parasit malaria mikroskopis. Nyamuk yang terinfeksi parasit ini bisa menularkan malaria lewat gigitan pada manusia, air liur nyamuk yang mengandung parasit ini akan masuk melalui darah dan menginfeksi.

Malaria juga dapat ditularkan melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi, transplantasi organ, atau penggunaan jarum suntik bersama yang sudah terkontaminasi. Selain itu, malaria juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayi dalam kandungan atau saat persalinan.

“Malaria tidak ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita, tidak seperti pilek atau batuk flu,” kata Didik.

Apa saja faktor risiko malaria?

Mengutip dari Cnn Indonesia,malaria biasanya banyak ditemukan di wilayah dengan iklim tropis. Siapa pun yang tinggal di iklim tropis bisa terinfeksi malaria, terutama jika tidak menjaga kebersihan lingkungan dari sarang nyamuk.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Dokter Messerassi B.V Ataupah, kasus malaria biasanya lebih banyak ditemukan setelah musim penghujan dan peralihan ke musim kemarau.

Nyamuk bisa berkembang biak selama musim hujan karena banyak genangan air yang menjadi tempat favorit nyamuk. Menjelang musim panas, nyamuk mulai keluar sarang dan hidup berdampingan dengan manusia.

Selain kemungkinan dipengaruhi iklim, orang dengan kekebalan tubuh yang rendah juga mudah terpapar dan lebih berisiko meninggal karena malaria.

Infeksi parasit P. falciparum pada nyamuk juga meningkatkan risiko kematian malaria lebih tinggi daripada infeksi parasit lainnya.

Exit mobile version